Berstatus tim promosi di Liga Super Indonesia 2014, Perseru menjadi tim terlemah di antara dua tim promosi lainnya, Persebaya dan Persik. Kini tim asal Serui, Papua, itu masih berjuang agar tidak kembali ke Divisi Utama musim depan.
Yoksan Ama dkk. masih berada di posisi 10 Grup II dengan raihan 16 poin dari 17 pertandingan. Nasib berbeda dialami Persebaya, yang telah mapan di papan atas klasemen Grup II dan sudah memastikan diri maju ke babak delapan besar.
Satu tim lain, Persik, hanya perlu konsisten untuk bisa bertahan di LSI. Tim berjulukan Macan Putih itu kini bercokol di posisi delapan Grup II dengan raihan 17 poin.
Berbekal peringkat tiga Divisi Utama 2013, Perseru sebenarnya mengawali musim 2014 dengan kepercayaan diri tinggi. Tim yang kala itu masih dibesut oleh Robby Maruanaya bisa menembus babak delapan besar di Inter Island Cup.
Akan tetapi, setelah memasuki LSI, performa Perseru cenderung tidak stabil. Kekalahan seolah menjadi teman akrab bagi tim berjulukan Kuda Laut Oranye itu.
“Seluruh elemen telanjur berpuas diri dengan sepak terjang tim di Inter Island Cup. Seharusnya itu tidak boleh kami lakukan. Hasilnya pemain tidak lagi termotivasi untuk meraih kemenangan. Hal itu membuat posisi saya sebagai pelatih jadi korban,” kata Robby saat baru dipecat oleh manajemen Perseru.
Sementara itu, asisten pelatih yang sempat menjadi pelatih kepala sementara, Choirul Huda, mengatakan kelemahan yang membuat penampilan Perseru kurang maksimal adalah keterbatasan jumlah pemain. Alhasil, tim pelatih sulit merotasi pemain.
Kini Perseru mengincar kemenangan di tiga laga terakhir untuk mengangkat posisi mereka dari zona merah, yakni menghadapi Mitra Kukar (25/8), Persepam Madura United (1/9), dan Persela (5/9).
Perseru Serui menang tipis atas Mitra Kukar dengan skor 1-0 di Stadion Marora, Serui, Senin (25/8). Gol tunggal kemenangan Kuda Laut Orange dalam laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2014 ini dicetak lewat tendangan penalti Arthur Bonai di menit 71.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Kukuh Wahyudi) |
Komentar