Meski hidup sederhana, keluarga besar Keylor Navas sangat religius. Tak heran, hingga dewasa ia sangat rajin beribadah. Dalam setiap aktivitasnya, berdoa menjadi hal yang sangat penting dan wajib dilakukan.
Jika Anda fan Real Madrid, maka perhatinkanlah Keylor Navas sebelum pertandingan. Ia akan berlutut di bawah gawang. Ini adalah kebiasaan Navas, ia berdoa selama lima sampai sepuluh menit. Ritual tersebut telah ia lakukan sejak menjadi kiper Deportivo Saprissa. Di luar lapangan, ayah satu orang putri itu menghabiskan waktu luangnya di gereja dan membantu tetangga yang tidak mampu. Setiap malam, ia juga membaca Alkitab.
“Saya adalah manusia yang memiliki Tuhan. Tidak ada alasan bagi manusia untuk meninggalkan Tuhan. Sebab itulah saya begitu bahagia, sesulit apapun hidup yang saya jalani,” ujar Navas seperti dikutip dari ABC Espana.com.
Karena itulah, meski keluarganya mengalami banyak kesulitan, Navas tumbuh menjadi orang yang kuat hingga sekarang ia meraih impian terbesarnya. Selain itu, meski ayah dan ibunya bercerai saat ia masih kecil, ia tumbuh bersama kerabat yang sangat menyayanginya.
“Karena itulah keluarga sangat berarti bagi saya. Mereka tak tergantikan,” sambungnya.
Navas menjalani hidupnya dengan tegar. Di usianya yang masih kecil, ia tak hanya bertarung dengan perceraian kedua orang tua. Pamannya, Steven, juga menderita limfoma atau kanker darah.
Meski dalam keterbatasan, tidak ada satu pun anggota keluarga yang tidak mendukungnya bermain sepak bola. Mereka mengantarkan ketika Navas boyongan ke pusat kota San Jose (Deportivo Saprissa), demikian pula saat ia mendarat di pelabuhan sepak bola Spanyol empat tahun lalu.
Tahun ini, keluarga Navas sangat bersyukur. Tak lain ialah karena impian Navas menjadi penghuni Santiago Bernabeu telah tercapai.
Editor | : | Wiwig Prayugi |
Sumber | : | ABC Espana, La Nacion |
Komentar