kawannya tak bisa lebih dari meraih satu poin dari pimpinan klasemen, Inter Milan.
Bertanding di depan lebih dari 80.000 penonton di stadion kebanggaannya, San Siro, Maradona cs menampilkan permainan menyerang yang menawan. Tapi mereka menghadapi pasukan Inter yang demikian kuat bertahan, ibarat tak menyisakan satu jengkal pun daerahnya menjadi ajang permainan para pemain Napoli.
Bersyukur pula Inter memiliki kiper hebat dalam diri Walter Zenga. Juga keberuntungan.
Kecekatan kiper Zenga dibuktikan dengan menepiskan sundulan Careca dan dua kali tembakan Maradona. Dan ketika Zenga sudah tak berdaya mengantisipasi tembakan gelandang Fernando de Napoli, beruntunglah Inter karena bola membentur mistar gawang.
Ini merupakan kerugian besar bagi Napoli karena tak mampu mencetak kemenangan di kandang sendiri atas saingan utamanya dalam perebutan gelar juara divisi I Italia ini. Bisa diperkirakan, kepercayaan diri Inter akan begitu kuat untuk mengalahkan Napoli di kandangnya sendiri pada putaran kedua nanti.
Sementara itu Sampdoria menggeser Juventus dari urutan ketiga berkat kemenangan 1-0 atas Pescara lewat gol Gianluca Vialli. Juventus sendiri, agak di luar dugaan, digasak Fiorentina 2-1.
Ruud Gullit dan Marco van Basten mulai menemukan lagi bentuk permainan terbaiknya dengan sama-sama mencetak satu gol untuk membuat AC Milan menang 4-0 atas Como. Tapi perjalanan masih panjang bagi mereka untuk bisa mempertahankan gelarnya dari sergapan Inter, Napoli, maupun Sampdoria.
(Penulis: Sumohadi Marsis, Mingguan BOLA Edisi No. 256, 20 Januari 1989)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar