"Aauwww!" pekik Harly Ramayani sambil mendekap putri sulungnya, Tisa, di tribun kehormatan Stadion Sriwedari Solo, Ahad lalu. Di lapangan, suaminya, Ricky Yakob, kapten Arseto dan tim nasional, tersungkur setelah disergap Lindon, pemain Perkesa.
Ricky mengerang sambil mencekal bahu kanannya. Bola mata Harly tampak berbinar. "Ayo bangkit," ujar bekas ratu loncat indah nasional itu dengan harap-harap cemas.
Tapi Ricky tak juga bangkit. Wajahnya tampak mengerut menahan sakit. Ofisial Arseto terus berupaya memberikan pertolongan. Tak lama Ricky bangkit.
Namun, hanya sekitar lima menit, Ricky langsung berlari keluar lapangan.
"Nggak tahan!" katanya pada Danurwindo, manajer-pelatih Arseto.
Begitu selesai pertolongan pertama, Ricky terduduk di kursi yang ada di sisi lapangan. Di antara tatapan ribuan penonton, Harly menghampiri sang suami.
"Kenapa kamu?" tanya Harly sendu.
"Bahuku sakit sekali," jawab Ricky dengan suara perlahan.
Harly tampak sedih. Bola mata bekas ratu loncat indah itu tertuju pada bahu yang terus dicekal Ricky.
"Sakit sekali?" tanya Harly.
Ricky mengangguk.
"Kenapa sih mereka begitu?"
"Nggak apa-apa. Saya yang salah jatuh," ujar Ricky mencoba menghalau kekhawatiran sang istri. Ayah dua anak itu pun lalu menghapus rintik air hujan di rambut istri dan pipi putrinya.
Di luar Stadion, Iswadi Idris, pelatih Perkesa dan tim nasional memeriksa cedera Ricky. "Saya kira nggak apa-apa. Dia hanya salah jatuh," ujar Iswadi.
Malamnya dari hasil rontgen, bahu kanan Ricky memang tak menunjukkan apa-apa. Syukur!
(Penulis: Mahfudin Nigara, Mingguan BOLA Edisi 256, 20 Juni 1989)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar