Persija dijadwalkan menjalani laga perdana usai masa libur panjang menjamu Persib di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (10/8). Tapi, pihak manajemen belum bisa menjamin apakah pertandingan tersebut mendapatkan izin atau tidak.
Pasalnya, pertemuan kedua tim kerap berujung pada kericuhan suporter. Hal seperti itulah yang selalu menjadi latar belakang Polda Metro Jaya enggan memberikan izin kepada panpel Persija kala menjamu Persija.
Berdasarkan fakta itu, Persija terkadang dipaksa menjadi tim musafir. Pasalnya, mereka harus bermain di luar Jakarta.
"Kami berharap tak mengalami nasib seperti itu lagi saat menjamu Persib setelah libur. Saya melihat sudah tak ada alasan lagi kami dilarang tampil di Stadio Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Agenda politik Pemilu Presiden sudah selesesai. Jadi, kondisi Jakarta saya pastikan sudah normal," kata Asher Siregar, manajer Persija.
Selain untuk mengamankan peluang mendapatkan pemasukan dari penjualan tiket pertandingan, bakal menjadi tuan rumah lagi saat menjalani pertandingan selanjutnya kontra Pelita Bandung Raya (14/6) menjadi faktornya.
"Terlalu sulit bagi kami jika menjalani dua laga yang seharusnya berstatus tuan rumah tapi harus dimainkan di dua daerah atau stadion. Kami mau tetap di SUGBK saja untuk menjamu dua tim asal Bandung itu," ujar Asher.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar