Persebaya dilarang menggunakan sarana olahraga di kandang mereka sendiri, Stadion Gelora 10 Nopember, untuk menjalani latihan jelang ISL musim 2014. Larangan itu disampaikan oleh salah satu pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 Senin (6/1). Tim pelatih, Tony Ho, Francis Wewengkang, pelatih fisik Satia Bagja dan pelatih kiper Hendro Kartiko sudah tiba di stadion. Sementara pelatih sekaligus manajer Persebaya Rahmad Darmawan masih dalam perjalanan.
Namun, tiba-tiba ada salah satu pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya yang mendatangi Francis dan Hendro. Pegawai Dispora yang tak diketahui identitasnya itu menyebut bahwa baru saja ada pemberitahuan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya tentang larangan penggunaan lapangan.
Setelah diusut lebih jauh, konon Kepala Dispora Surabaya Hidayat Syah yang menginstruksikan agar melarang Persebaya latihan di lapangan tersebut. Alasannya, permintaan langsung dari Walikota Surabaya Tri Risma Harini dan protes Dinas Pekerjaan Umum karena tribun dalam masa perbaikan.
Namun setelah dikonfirmasi ke walikota dan kepala Dinas PU oleh manajemen Persebaya, keduanya mengaku tak pernah melarang maupun memprotes penggunaan lapangan stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya.
“Aneh, karena dari catatan Yayasan Gelora 10 Nopember, setiap hari ada tim yang menggunakan lapangan ini. Ini jelas ada perlakuan berbeda,” tutur Amran Said Ali, asisten manajer Persebaya.
“Saya tahu ada indikasi kalau ada intervensi pihak luar. Dispora seharusnya tidak boleh melakukan diskriminasi, karena selain Persebaya boleh menggunakan lapangan ini,” tutur Diar Kusuma Putra, Presiden Klub Persebaya.
Editor | : | Fahrizal Arnas |
Komentar