Pelanggaran kedisiplinan masih marak terjadi di kompetisi LSI. Hal itu menegaskan kesadaran para pelaku sepak bola Tanah Air terhadap penerapan etika fair play masih kurang. Kenapa hal itu bisa terjadi? Anggota Komite Wasit PSSI, Jimmy Napitupulu, angkat bicara menyangkut kondisi tersebut. Berikut petikan wawancaranya dengan Ario Yosia dari Harian BOLA, Selasa (3/6).
Pelanggaran kedisiplinan di LSI masih tinggi. Apa komentar Anda menyangkut hal tersebut?
Angkanya masih relatif tinggi, walau memang kalau mau fair ada kecenderungan jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan musim-musim sebelumnya. Hal itu tentu harus diapreasiasi. Mulai timbul kesadaran dari para pelaku sepak bola untuk menjaga semangat sportivitas meski tak ada jaminan kondisi positif ini bisa bertahan hingga akhir musim.
Tensi pertandingan akan mulai memanas memasuki putaran kedua. Masing-masing tim mulai saling sikut untuk mewujudkan target menembus babak 8 besar atau lolos dari degradasi. Amat memungkinkan mencuat kasus-kasus pelanggaran kedisiplinan saat persaingan kompetisi memanas.
Apa pemicu utama maraknya pelanggaran?
Pemahaman para pelaku sepak bola Indonesia terhadap Laws of The Game masih rendah. Banyak pemain yang hanya bisa bermain sepak bola, tapi tidak melek aturan main. Begitu juga ofisial.
Efeknya terasa saat pertandingan. Protes ke wasit kerap terjadi atas hukuman yang diberikan. Wasit sebenarnya sudah dalam posisi benar menegakkan aturan, tapi pemain serta ofisial yang tak mengerti aturan mengganggap keputusan yang dikeluarkan salah. Komite Wasit merasakan benar situasi seperti itu. Kami banyak mendapatkan laporan soal buruknya kinerja wasit dalam suatu pertandingan. Namun, setelah dilakukan pengecekan, ternyata yang bersalah adalah pelapor.
Apa solusi yang pas untuk situasi tersebut?
Sosialiasi Laws of the Game perlu dilakukan secara intens dan menyeluruh. Hanya, repotnya jadwal padat kompetisi menyulitkan hal itu terlaksana. PSSI serta PT Liga Indonesia sebagai administrator kompetisi tidak bisa diam saja. Mereka harus proaktif menemukan formula jadwal yang pas agar sosialisasi dapat dilakukan.
Di sisi lain, Komdis PSSI juga harus konsisten menegakkan Kode Kedisiplinan. Siapa pun para pelanggar harus dijerat hukuman yang menimbulkan efek jera. Repotnya, banyak petinggi klub yang memiliki kedekatan dengan jajaran elite di PSSI.
Antisipasi Komite Wasit PSSI sendiri di putaran kedua kompetisi seperti apa?
Kami bersikap biasa saja. Persaingan panas dalam kompetisi adalah hal yang wajar. Tinggal bagaimana kami memastikan para wasit yang bertugas bisa konsisten dan netral.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Ario Yosia) |
Komentar