habisan memperbaiki secepat mungkin. Pengelola akhirnya mengatakan lapangan itu siap berpendingin ruangan.
"AC sudah kami test dan beroperasi maksimal. Event sebelum laga kedua NBA Final sudah menggunakan pendingin ruangan. Konser Romeo Santos dan pertandingan WNBA San Antonio Star lawan Phoenix Mercury sudah menggunakan pendingin ruangan. Sekali lagi kami minta maaf atas kondisi tak nyaman di gim pertama kemarin," bunyi rilis pengelola stadion, yang diterima ESPN.
Saat AC mati, suhu mencapai 32-33 derajat Celcius. Beberapa pemain merasa tak nyaman. LeBron James sampai kram karena merasakan kegerahan.
Komisioner NBA, Adam Silver, mengatakan bahwa ia sangat puas dengan sikap tanggap yang diberikan. "Kami belajar banyak hal baru saat ini," ucap Silver kepada AP di acara NBA Care, Sabtu kemarin. "Checklist harus terus dilakukan sebelum laga dimulai," kata Silver.
LeBron mengakui terkena dampak situasi itu. "Badan saya seperti dimatikan. Saya meminta badan ini untuk terus melompat, namun tak muncul reaksi," ucap LeBron dalam jumpa pers menjelang laga kedua.
Pelatih Miami Heat, Erik Spoelstra, mengaku gerah karena timnya masih mengungkit-ungkit kekalahan karena AC mati. "Saya memerintahkan kasus AC mati dihentikan. Mereka harus fokus pada Spurs. Spurs itu tim sangat berbahaya dan tidak akan bisa dikalahkan dengan hanya membicarakan kondisi tak nyaman karena AC mati," kata Spoelstra.
Rasa penasaran juga diungkapkan Tony Parker. "Saya ingin AC segera menyala. Saya ingin bermain melawan Miami Heat dengan 100%, juara back to back, dan LeBron James yang bugar," kata Parker. "Saya ingin melawan kompetitor yang 100% siap."
Pertandingan final kedua dimainkan Senin, 9 Juni mulai pukul 07.00 WIB dan ditayangkan MNC Sports 1 di Indonesia. Spurs sementara memimpin 1-0 dalam format 2-2-1-1-1, setelah unggul 110-95 di laga pertama.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | - |
Komentar