line technology (GLT) membantu wasit menentukan sah atau tidaknya sebuah gol.
Peristiwa bersejarah ini terjadi di menit ke-48. Penyerang Prancis, Karim Benzema, yang mendapat umpan matang dari gelandang Yohan Cabaye, menembak bola ke tiang jauh Honduras.
Bola lantas membentur tiang dan memantul ke arah kiper Honduras, Noel Valladares. Bukannya menghalau ke luar area berbahaya, sang kiper malah membelokkan si kulit bundar ke gawang sendiri.
Dia sempat menangkap tetapi bola sudah terlanjur melewati garis gawang. Wasit Sandro Ricci pun langsung menunjuk garis tengah tanda terciptanya gol bagi Prancis.
Keputusan gol Prancis sempat mendapat protes dari kubu Honduras, terutama sang pelatih, Luis Suarez. Dia mengecam penggunaan GLT yang dianggap tidak konsisten menentukan sebuah gol.
“Saya tidak marah karena wasit mengesahkan gol. Saya marah karena keputusan diberikan pada kesempatan kedua. Keputusan pertama menganggap tidak ada gol, sedangkan keputusan kedua mengesahkan gol. Jadi mana yang benar?” ujar Suarez seperti dilansir Goal.
Namun, kemarahan Suarez di atas seharusnya tidak berlanjut apabila dia memperhatikan rekaman proses gol dengan saksama. Pantulan bola tendangan Benzema memang tidak masuk karena masih berada segaris dengan gawang.
Hanya akibat sentuhan tangan Valladares, bola bergulir masuk ke gawang. Sebuah fakta yang tidak bisa dibantah lagi oleh Suarez.
Editor | : | Indra Citra Sena |
Sumber | : | FIFA dan berbagai sumber |
Komentar