teki di balik larangan penggunaan Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya, mulai terkuak. Ini menyusul keterangan staf Dinas Pemuda dan Olahraga Surabaya, Wawan, yang bertanggung jawab atas pengelolaan stadion tersebut saat PT Liga Indonesia melakukan verifikasi, Minggu (8/6) lalu.
Dalam keterangannya, Wawan menyebutkan bahwa larangan penggunaan Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya, dimaksudkan untuk melakukan renovasi di sejumlah bagian stadion. Tujuannya untuk meningkatkan standardisasi Stadion sesuai dengan ketentuan minimal yang ditetapkan AFC.
“Perbaikan meliputi kamar mandi, setiap lorong kami beri kamar mandi bershower. Ruang ganti diupgrade, begitu juga toilet untuk penonton. Lantainya juga kami ganti, plus ada CCTV di beberapa ruangan lainnya,” ujarnya.
Renovasi itu diperkirakan akan selesai enam bulan ke depan. Persebaya pun rencananya sudah bisa menggunakan stadion berkapasitas 25 ribu penonton itu. “Kami sudah diberi lampu hijau untuk menggunakannya musim depan,” tutur Rahmad Sumanjaya, sekretaris tim Persebaya.
Dengan bisa ditempatinya Stadion Gelora 10 Nopember, Persebaya musim depan akan menggunakan dua kandang. Satu markas Persebaya adalah Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, yang kini mereka tempati. “Kalau laga-laga yang potensi dipenuhi penonton, kami akan gunakan GBT, tetapi jika lawan tim yang tak memiliki sejarah rivalitas panjang akan menggunakan Stadion Gelora 10 Nopember,” jelas Rahmad.
Sementara itu, hasil dari verifikasi sementara yang dilakukan PT LI, satu-satunya kekurangan Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya, hanya terletak pada lampu Stadion. Karena lampu hanya memiliki kerataan 400 Lux. Padahal, standar yang ditentukan PT LI adalah 800-1200 Lux.
Editor | : | Fahrizal Arnaz |
Sumber | : | - |
Komentar