klub Grup II mendominasi raihan hukuman kartu kuning. Total, 224 kartu kuning melayang di wilayah ini, berbanding 198 di Grup I.
Kondisi sebaliknya terjadi berkaitan dengan kartu merah. Klub-klub di Grup I lebih banyak mengantungi jumlah kartu merah, dengan total jumlah 15 buah. Di pihak lain, hanya sembilan kartu merah muncul di Grup II.
Klub asal Papua, Persiram, menjadi tim yang pemainnya pelanggan hukuman kartu. Tim Kuda Laut terkena 34 kartu kuning serta tiga kartu merah. Tak hanya banjir hukuman kartu, Persiram juga menjadi klub yang paling sering menerima hukuman Komisi Disiplin PSSI.
Sanksi tak hanya menimpa pemain, tapi juga ofisial klub tersebut. Manajer Persiram, Henry Wairara, baru-baru ini diskorsing tiga pertandingan, plus denda Rp100 juta karena terbukti menendang wasit dalam laga Persepam vs Persiram.
Gara-gara hukuman kartu yang banyak, Persiram sempat terkena sanksi denda Rp10 juta dari Komdis. Hukuman mencuat gara-gara enam pemain Persiram terkena kartu kuning, plus satu kartu merah dalam laga Persiram vs Putra Samarinda. Data menunjukkan, ada kecenderungan klub-klub asal Papua sering mendapat hukuman kartu, plus sanksi Komdis.
Pada paruh pertama, juara bertahan kompetisi, Persipura, mengantungi 19 kartu kuning. Andri Ibo, Bio Paulin Pierre, Dominggus Fakdawer, Ruben Sanadi, Ian Louis Kabes, dan Gerald Pangkali adalah deretan pemain Tim Mutiara Hitam yang sempat dikenai larangan sanksi bermain karena tindakan kasar di lapangan.
Klub promosi, Perseru, juga mengantungi jumlah hukuman kartu yang terhitung tinggi. Mereka mendapat 19 kartu kuning, plus dua kartu merah.
“Gaya bermain klub-klub Papua amat keras. Banyak wasit mengeluh saat memimpin laga-laga yang melibatkan klub-klub wilayah ini,” ujar Anggota Komite Wasit PSSI, Jimmy Napitupulu.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Ario Yosia) |
Komentar