Wakil Indonesia di ajang Piala AFC, Arema Cronus, akhirnya gugur di babak 16 besar. Tim berjulukan Singo Edan ini gagal mengikuti jejak klub Indonesia lainnya, Persipura, yang berhasil lolos ke delapan besar.
Arema Cronus ditaklukkan oleh Kitchee FC di Stadion Mong Kok, Hong Kong, Rabu (14/5), dengan skor 0-2. Kekalahan itu membuat tim kebanggaan warga Malang Raya ini shock berat lantaran semua awak tim sangat yakin bisa melaju ke babak berikutnya.
”Kami tidak menyangka kalah dari Kitchee. Jujur saja, target kami menjadi finalis di Piala AFC,” kata CEO Arema Cronus, Iwan Budianto.
Kekalahan dari Kitchee dinilai tim pelatih dan manajemen Arema Cronus bersumber dari faktor nonteknis.
”Kami bukan mencari alasan, tapi hal ini fakta. Pemain tidak bisa menjajal lapangan sampai hari-H. Saat persiapan, tim diberi lapangan sintesis yang permukaannya rata. Waktu pertandingan kondisi lapangan berbeda 180 derajat. Tentu anak-anak mengalami kesulitan beradaptasi di awal pertandingan. Kami heran kenapa di level Piala AFC ada juga tim yang memainkan faktor nonteknis seperti ini,” kata Iwan.
Saat bertanding, di awal laga pemain Arema masih sulit memainkan bola di atas lapangan yang lunak dan berair. Dua gol kemenangan lawan lahir di menit ke-5 lewat tandukan Jang Kyung-jin dan menit ke-9 lewat tendangan jarak jauh Lam Ka Wai.
Striker Samsul Arif mengakui mentalnya dan pemain lain anjlok karena kepercayaan diri untuk lolos sudah telanjur tinggi. ”Kami ingin menenangkan diri dulu dengan keluarga besok waktu tiba di Malang,” ucap Samsul.
Namun. sehari setelah bertanding, suasana membaik. Waktu lumayan panjang yang dimiliki tim sebelum pulang digunakan untuk refreshing di kolam renang hotel. “Hal ini sebagai pengganti jacuzzi, sekalian menyegarkan kembali mental pemain,” kata asisten pelatih Arema Cronus, Joko Susilo.
Program di kolam renang ini sedikit banyak bisa mencairkan suasana tim, yang sebelumnya kaku setelah kalah. Terlihat ketika program berenang hampir usai, para pemain mulai bercanda lagi.
Sumber: Harian BOLA (Penulis: Iwan Setiawan dari Hong Kong)
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Iwan Setiawan dari Hong Kong) |
Komentar