AFC telah menetapkan 15 Mei sebagai Hari Grassroot (akar rumput) di Asia. PSSI tak mau ketinggalan dalam memanfaatkan momentum tersebut. Secara resmi federasi sepak bola di Indonesia itu juga menjadikan waktu tersebut sebagai hari akar rumput nasional.
Sebagai perayaan, sebanyak 300 anak dari sekolah sepak bola se-Jabodetabek dan Bandung diundang untuk hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (15/5), untuk mengikuti festival sepak bola bertajuk Grassroot Day dengan tema “Watering of Grass”.
Pesepak bola cilik yang berusia 10 sampai 12 tahun itu tak hanya berkesempatan mencicipi lapangan berstandar internasional untuk bermain sepak bola, tapi mereka mendapatkan pengajaran dari sekitar 30 pelatih.
“Kegiatan ini adalah stimulasi bagi aktivitas akar rumput dan harus menjadi virus di seluruh Asia dan Indonesia tentunya. Di sini sepak bola harus menjadi kegiatan yang menyenangkan. Mereka harus terhindar dari tekanan dan hanya mengenal menang atau kalah. Mereka harus diajarkan bagaimana bermain sepak bola sebenarnya,” tutur Sekjen PSSI, Joko Driyono.
Anak-anak tak hanya mendapatkan ilmu dari pelatih asal SSB. Tiga mantan pesepak bola nasional, Yeyen Tumena, Charis Yulianto, dan Kurniawan Dwi Yulianto, turut serta mengajarkan teknik-teknik dasar dengan menyandang status Duta Akar Rumput Indonesia.
“Mereka menjadi seperti ini karena sepak bola. Karena itu kami mengajak mereka untuk memberikan apa yang sudah mereka dapatkan selama ini. Saya harap sosok mereka sebagai mantan pemain timnas bisa menjadi penyemangat dan sumber motivasi bagi anak-anak yang hadir,” ucap Tommy Welly, General Manager Football Development PSSI.
“Saya bersemangat saat PSSI menghubungi untuk terlibat. Terlepas dari program PSSI, pasti saya akan turun untuk mengembangkan pemain usia dini di Indonesia,” ucap Kurniawan.
Sementara itu, Andreas Sibarani, salah satu peserta dari SSB Pemuda Jaya, antusias bisa menginjak rumput SUGBK. “Selain itu kami mendapatkan ilmu dari mantan pemain timnas. Hal yang saya impikan,” ujarnya.
Kegiatan Grassroot Day ini tak hanya diperuntukkan bagi anak-anak. Sebanyak 30 pelatih berkesempatan mengikuti workshop dengan pembicara Maman Suryaman dan Zainal Abidin.
“Kami tak mau hanya pemain yang disentuh. Pelatih juga penting untuk menjadi ujung tombak pembinaan. Kami ingin pelatih bisa mengajarkan ilmu yang tepat,” kata Tommy.
Sumber: Harian BOLA (Penulis: Kukuh Wahyudi)
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Kukuh Wahyudi) |
Komentar