Rasisme kembali terjadi di Liga Spanyol. Kali ini, penyerang Levante asal Senegal, Papakouly Diop, menjadi sasaran perilaku merendahkan martabat manusia itu dari fan Atletico Madrid dalam bentrok antar kedua klub di Ciutat de Valencia, Minggu (4/5).
Insiden itu terjadi beberapa saat usai wasit meniup peluit panjang yang menandakan kedudukan akhir 2-0 untuk Levante. Diop memungut bola di sudut lapangan dan menendangnya ke udara. Tidak senang dengan aksi Diop, fan Atletico yang berada di tribun sudut mengeluarkan suara monyet untuk mengejek sang pemain.
Terprovokasi mendengar ejekan tersebut, Diop lantas menghampiri tribun sudut dan melakukan tarian yang mirip dengan gerakan monyet. Tindakan Diop baru berhenti saat para pemain Atletico dan wasit mendatanginya.
Diwawancarai usai kejadian tersebut, Diop mengaku kesal dengan perilaku fan Atletico yang dianggapnya tidak sopan. Tarian monyet yang dilakukannya itu pun disebut Diop sebagai respon agar para pelaku rasis dapat menyadari perbuatan mereka.
“Isu rasisme yang marak di Spanyol akhir-akhir ini sedikit banyak telah mempengaruhi saya. Karenanya, saya sengaja melakukan tarian tersebut,” kata Diop seperti dilansir Inside Spanish Football.
“Saya tidak punya masalah dengan pendukung Atletico secara umum. Tarian itu saya lakukan untuk merespon orang yang telah menghina saya. Saya harap, perbuatan rasis seperti itu tidak terjadi lagi,” ujar Diop.
Perilaku rasis yang diterima Diop hanya berselang seminggu setelah aksi pelemparan pisang yang dilakukan fan Villarreal kepada bek Barcelona, Dani Alves. Asosiasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) terkesan tidak serius mengumandangkan perang melawan rasisme.
Buktinya, hingga saat ini belum ada penyataan resmi yang keluar dari petinggi RFEF. Mereka dinilai sangat lamban dalam menanggapi persoalan ini. Aksi nyata yang sempat dilontarkan beberapa waktu lalu tampak hanyalah omong kosong belaka.
Editor | : | Indra Citra Sena |
Sumber | : | Inside Spanish Football |
Komentar