Akhir pekan silam, pelatih Roma, Rudi Garcia melancarkan perang psikologis terhadap rival mereka di jalur juara, Juventus. Garcia menyebut sejumlah tim Serie A tak mengeluarkan 100 persen kemampuan kala berhadapan dengan Juventus.
Kontan pernyataan itu menyulut kemarahan pelatih Juventus, Antonio Conte, yang lantas berujar bahwa komentar Garcia itu tak menyiratkan rasa respek.
“Gangguan” yang diberikan Garcia tersebut boleh dibilang cukup berhasil. Juventus dibuat kerepotan saat berhadapan dengan Sassuolo awal pekan ini. Si Nyonya Tua juga tampil tak maksimal saat bersua Benfica di semifinal Liga Europa, Kamis (1/5).
Kini, tugas Garcia selanjutnya adalah menghadirkan gangguan baru bagi sang rival. Caranya adalah dengan memimpin Roma mengalahkan Catania di Angelo Massimino, Minggu (4/5). Tambahan tiga angka itu akan menghadirkan tekanan bagi Juventus yang baru mentas pada Senin (5/5).
“Kami harus memenangi laga melawan Catania. Namun, takdir tidak berada di tangan kami. Kita lihat saja apa yang akan terjadi,” ujar Garcia di La Gazzetta dello Sport.
Wajar jika Garcia tak mau berharap terlalu muluk. Tanpa memandang hasil yang didapatkan oleh Roma, Juventus secara matematis tinggal butuh tambahan dua poin lagi untuk memastikan gelar.
Bahkan, bila Francesco Totti dkk. kalah atau hanya mampu bermain imbang di markas Catania, Juventus akan dinobatkan sebagai kampiun tanpa harus mentas kontra Atalanta.
Sumber: Harian BOLA (Penulis: Sem Bagaskara)
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Sem Bagaskara) |
Komentar