Kebijakan Pemerintah Kota Surabaya melarang Persebaya menggunakan Stadion Gelora 10 November, Surabaya, sebagai kandang di putaran kedua LSI menuai protes dari elemen suporter Persebaya.
Kebijakan Pemerintah Kota Surabaya melarang Persebaya menggunakan Stadion Gelora 10 November, Surabaya, sebagai kandang di putaran kedua LSI menuai protes dari elemen suporter Persebaya.
Hasyim menilai letak Gelora Bung Tomo, Surabaya, yang kini menjadi kandang Persebaya, tak ideal untuk dijadikan kandang. Pasalnya, lokasi yang jauh dari pusat kota menjadi kendala bagi sebagian suporter yang berkantong tipis. Mereka menilai Gelora 10 November lebih tepat jika kembali menjadi kandang Persebaya.
Langkah aktif dilakukan suporter dengan mendatangi kantor Wali Kota Surabaya, Rabu (7/5), untuk mempertanyakan alasan Wali Kota Tri Risma Harini melarang Persebaya main di Gelora 10 November. “Kami bermaksud menemuinya untuk beraudiensi,” ujar Nur Hasim, salah satu koordinator Bonek Mania dari Yayasan Suporter Surabaya (YSS).
Sayang upaya itu tak membuahkan hasil karena mereka hanya bertemu Wakil Wali Kota Surabaya, Wisnu Sakti Buana. Dalam pertemuan itu Hasim menyampaikan sejumlah permintaan. Suporter meminta kepada Wali Kota Surabaya untuk mempertimbangkan segala aspek, termasuk keinginan masyarakat kecil menyaksikan laga Persebaya.
Sumber: Harian BOLA (Penulis: Fahrizal Arnas, Kukuh Wahyudi)
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Kukuh Wahyudi), Harian BOLA (Penulis: Fahrizal Arnas |
Komentar