Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tiru NBL Indonesia, Copy, Paste, dan Laksanakan

By Eko Widodo - Sabtu, 26 April 2014 | 16:39 WIB
Kompetisi Speedy NBL Indonesia sudah berlari cepat dan terarah.
Fernando Randy/BOLA
Kompetisi Speedy NBL Indonesia sudah berlari cepat dan terarah.

Dewan Komisaris diajak bersama-sama memikirkan apa yang terbaik untuk kemajuan organisasi. Ini namanya proses transfer knowledge. Yang menarik lagi, Komisioner bukanlah pengambil veto dari semua keputusan yang dipandang tidak menguntungkan pengelola, melainkan sebagai mitra kolektif kolegial. Selain suara dari 12 tim, 1 suara lagi untuk Komisioner.

"Posisi saya tidak seperti David J. Stern, eks komisioner NBA, yang mempunyai hak veto untuk keperluan bisnis NBA dan pengelola. Saya menjadi mitra dan pemilik suara ke-13 ketika terjadi deadlock. Apalagi saya tidak ada kepentingan pribadi sebab tidak punya klub. Perlahan-lahan, untuk komisaris yang wawasan bisnis olah raganya tidak terlalu kental, kita buat agar lebih kental dan lebih memahami," tambah Azrul.

Hasilnya memang positif. Jarang terdengar ada friksi. Ada sih oposisi di Dewan Komisaris namun masih kondusif dan saling membangun. Peraturan tegas seperti denda dan sanksi juga dibuat oleh klub sendiri.

Jadi, sebenarnya praktik manajemen dan elemen teori penampilan puncak organisasi olah raga (PPO) sudah dipenuhi, walau level kecanggihannya masih belum terlalu tinggi.

Oh ya, apa yang dilakukan oleh 12 klub Speedy NBL Indonesia plus pengelola dari NBL Indonesia itu adalah baru fondasi dari piramida sembilan pilar pembangunan olah raga prestasi di sebuah negara, khususnya dari cabang bola basket, seperti yang ditulis Veerle De Bosscher dkk. dalam jurnal "A conceptual Framework for Analysing Sports Policy Factors Leading to International Sporting Success (tahun 2006).

Untuk kemajuan olah raga Indonesia, bola basket sudah memberikan sumbangsihnya lewat NBL Indonesia. Minimal, untuk organisasi olah raga selain bola basket yang masih kebingungan mencari model pengelolaan kompetisi berpotensi make money, tidak usah bingung lagi, sudah ada contoh nyata di depan mata.

Copy, paste, dan laksanakan!

Data Empat Besar Championships
2010-2011: 1. SM Britama Jakarta, 2. CLS Knight Surabaya, 3. Pelita Jaya Energi MP Jakarta, 4. Dell Aspac Jakarta.
2011-2012: 1. SM Britama Jakarta. 2. Dell Aspac Jakarta, 3. Pelita Jaya Energi MP, 4. Garuda Kukar
2012-2013: 1. Dell Aspac Jakarta, 2. Pelita Jaya Energi MP, 3. Garuda Kukar Bandung, 4. Stadium Jakarta
2013-2014: empat besar reguler, CLS Knight, SM Britama, M88 Aspac Jakarta, Pelita Jaya Energi MP (sampai Sabtu, 26 April)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Eko Widodo
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X