Nama Paul Pogba sama sekali tidak disebut oleh Sir Alex Ferguson dalam autobiografi miliknya yang baru saja dirilis. Mungkin, kepergian Pogba dari Manchester adalah kesalahan terbesar Sir Alex sepanjang 26 tahun kariernya bersama Si Setan Merah yang tidak ingin untuk diingat lagi.
Lagny-sur-Marne, sebuah daerah di sisi timur Paris. Letaknya 261 kilometer dari pusat kota. Di daerah sub-urban itulah Paul Labile Pogba lahir. Tepatnya pada tanggal 15 Maret 1993. Bulan depan usianya genap 20 tahun. Namun, apa yang ia peroleh di lapangan hijau sudah sangat mengagumkan. Pogba menjelma menjadi salah satu pemain muda paling menjanjikan di dunia.
Pogba kecil mengawali kariernya pada usia enam tahun. Ia bergabung dengan klub Roissy-en-Brie. Setelah tujuh tahun bermain bersama klub yang berdiri sejak tahun 1951 itu, Pogba kemudian bergabung dengan Torcy selama satu tahun. Pertengahan tahun 2007 ia bergabung dengan Le Havre.
Bermain baik bersama Le Havre selama dua musim membuat Pogba diminati beberapa klub Eropa yang mengamati dirinya melalui pencari bakat. Namun, Manchester United (MU) adalah klub yang beruntung mendapatkan pengidola Zinedine Zidane ini. Kepindahannya ke Manchester sempat diwarnai ketegangan antara manajemen Le Havre dan Manchester United. Pihak Le Havre menuduh klub Inggris itu menggunakan jalur yang tidak sepantasnya, mendekati orang tua si pemain.
Bulan Juli 2009 Paul Pogba resmi bergabung dengan klub sukses asal Manchester itu. Ia dikontrak untuk bermain di tim U-21. Selama dua musim di tim U-21 Pogba berhasil menampilkan performa memikat. Namun, hal tersebut belum cukup untuk membuat Sir Alex Ferguson, manajer MU saat itu, mempromosikannya ke tim utama. Pogba enggan menunggu lebih lama. Ia merasa apa yang ia lakukan selama di kompetisi U-21 juga bisa dilakukan di kompetisi tim utama.
Mino Raiola, agen flamboyan yang dikenal memiliki klien beberapa pemain hebat, tidak tinggal diam. Ia menuntut klub untuk menaikkan gaji Pogba. Manajemen klub keberatan dengan angka yang diajukan, yakni sekitar 30 ribu euro per pekan. Raiola mulai mencari klub lain yang bersedia membayar lebih dari apa yang Pogba dapatkan di Manchester. Gayung pun bersambut.
Juventus yang pada musim 2011/2012 berhasil meraih scudetto untuk pertama kali setelah promosi dari Serie B sedang mencari beberapa pemain muda berbakat untuk proses regenerasi. Fabio Paratici dan Beppe Marotta, perwakilan dari Juventus, tidak keberatan dengan angka yang diajukan oleh Pogba dan Raiola. Kontrak Pogba bersama MU bukan berupa kontrak pemain profesional, melainkan hanya kontrak pemain junior. Hal tersebut membuat Juventus tidak perlu mengeluarkan biaya transfer. Juventus hanya diwajibkan untuk membayar biaya pengganti yang disebut kompensasi pembinaan.
Sir Alex Ferguson yang kesal dengan kepergian Pogba mengatakan bahwa ia tidak mengerti dengan jalan pikiran pemain tersebut. Menurutnya hengkang ke Italia bukanlah pilihan tepat bagi pemain yang fasih memainkan segala posisi di lini tengah itu. Pogba sudah diproyeksikan oleh Ferguson untuk mengisi posisi lowong yang ditinggalkan Paul Scholes. Kenyataannya, Pogba tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Antonio Conte yang turut berperan meyakinkan Pogba untuk bergabung ke Juventus Arena mengatakan bahwa dirinya bisa memberikan waktu bermain yang cukup. Sesuatu yang tampak sulit untuk diperoleh di Manchester. Pekan keempat Serie A musim 2012/2013 Pogba menjalani debut di liga. Ia langsung diberi kesempatan oleh Conte untuk bermain selama 90 menit di posisi regista, posisi yang biasanya ditempati oleh Andrea Pirlo.
Conte masih mencari posisi yang tepat untuk Paul Pogba. Namun, pemuda Prancis ini menunjukkan bahwa ia bisa dimainkan di mana saja di lini tengah. Tim Turin saat itu sudah memiliki trio yang paten mengisi lini tengah tiap pekannya. Andrea Pirlo yang menjadi konduktor lini kedua ditemani Arturo Vidal dan Claudio Marchisio. Ketiganya selalu menjadi pilihan utama. Namun, dengan hadirnya Pogba, ketiganya kini harus rela untuk dirotasi.
Conte beruntung, Pogba mampu mengisi ketiga posisi seniornya dengan sangat baik. Belakangan justru posisi Marchisio mulai sedikit terancam dengan Pogba yang tampil baik saat mengisi peran yang ditinggalkannya karena cedera. Musim pertama Pogba di Juventus diakhiri dengan raihan scudetto. Ia pun menerima penghargaan Pemain Muda Terbaik Dunia 2013 setelah kiprah eksepsionalnya bersama timnas Prancis U-20 yang keluar sebagai juara di Piala Dunia U-20 lalu.
Musim ini Conte semakin mempercayakan satu posisi di lini tengah untuk Pogba. Jumlah pertandingan liga yang ia mainkan masih lebih sedikit dibanding musim lalu. Namun, menit bermainnya justru meningkat dan masih akan terus bertambah mengingat sisa pertandingan Juventus musim ini masih cukup banyak. Walaupun musim ini ia gagal mengantar Juventus untuk maju ke fase knock-out Liga Champion, penampilan Pogba adalah salah satu yang paling stabil musim ini. Jumlah gol yang sudah melewati torehan musim lalu menjadi salah satu indikator bahwa Pogba terus berkembang.
Didier Deschamps, manajer Prancis, tidak abai terhadap Pogba. Ia terus memantau pemain yang memiliki gaya rambut unik ini. Pada tanggal 22 Maret 2013 ia dipercaya untuk menjalani debut. Kapten timnas U-20 ini menjalani debut bersama tim senior melawan Georgia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Eropa. Ia langsung diberi kepercayaan bermain selama 90 menit. Pertandingan berikutnya melawan juara bertahan, Spanyol, Pogba kembali dipercaya menjadi mengisi starting line-up. Namun, ia hanya berada di lapangan selama 78 menit.
Secara teknis, Pogba adalah pemain yang komplet. Posturnya yang tinggi memudahkan dirinya saat melakukan duel bola udara dengan para pemain lawan. Sebagai gelandang, Pogba juga memiliki kemampuan yang baik dalam mengatur serangan dari lini tengah. Visinya brilian. Umpan yang ia lepaskan akurat. Ia juga memiliki kemampuan untuk melepas tembakan jarak jauh yang mematikan dan tidak malas untuk turun membantu pertahanan.
Tidak jarang segala kelebihan yang dimiliki oleh Pogba membuat dirinya dibanding-bandingkan dengan Patrick Vieira. Pemain hebat asal Prancis yang juga sempat membela Juventus. Keduanya dianggap memiliki kemampuan yang setara. Namun, Vieira menolak anggapan tersebut, “Paul (Pogba) jelas lebih baik dari saya. Dalam usianya yang terbilang masih sangat muda, ia sudah bermain di level tertinggi sepak bola Eropa. Secara teknis Pogba lebih lengkap dari saya.”
Paul Pogba merupakan bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya sama-sama berkarier sebagai pesepak bola, yakni Mathias dan Florentin Pogba. Mathias yang berposisi sebagai penyerang kini bermain untuk Crewe Alexandria, salah satu klub di Inggris. Florentin yang berposisi sebagai bek kiri bermain untuk Saint Etienne. Namun, saat ini sedang dipinjamkan ke Sedan.
Jika dibandingkan dengan kedua abangnya, karier Pogba jelas lebih gemilang. Dalam usia yang masih terbilang muda Pogba sudah merasakan beberapa gelar bergengsi, sedangkan kedua abangnya justru berkarier di kompetisi yang levelnya lebih rendah.
Kini, dengan terpuruknya performa MU di Premier League mungkin Pogba tidak menyesali keputusannya untuk hengkang dari kota industri itu. Justru para fan MU mulai mengutuki kebijakan klub yang membiarkan pemain muda potensial mereka pergi dan justru bersinar bersama klub lain.
Juventus, kini menjadi klub yang beruntung. Mereka hanya mengeluarkan biaya untuk mengganti uang kompensasi bagi MU dan menurut situs transfermarkt kini harga Pogba melambung hingga 30 juta euro. Beberapa klub kaya Eropa sangat berhasrat untuk mendapatkan tanda tangan pemain yang dijuluki Si Gurita oleh para tifosi Juventus. Real Madrid dan Paris Saint Germain adalah yang paling ngebet. Apapun yang akan terjadi di akhir musim nanti, perjalanan Paul Pogba di Juventus sudah tertulis dalam catatan sejarah klub. Walaupun akhirnya harus hengkang, ia akan meninggalkan Juventus dengan uang yang tidak sedikit dari hasil penjualannya.
Kata mereka tentang Paul Pogba
“Paul adalah petarung dengan semangat yang luar biasa.” - Didier Deschamps, manajer timnas Prancis.
“Pogba adalah pemain modern. Ia kuat, cepat, dan staminanya luar biasa. Saya senang mendengar ia ingin menjadi pemain terbaik, karena dalam pandangan saya ia bisa meraih hal tersebut.” - Antonio Conte, manajer Juventus.
Editor | : | Dominico Tri Sujatmoko |
Sumber | : | Juventus, Bolavaganza, Paul Pogba, Maret 2014 |
Komentar