Hal itu bisa dilihat dari kapten Maziya S&R, Mohamed Ahmed, yang bekerja di pelabuhan sebagai staf administrasi. Alasan itu membuat program latihan Maziya S&R selalu digelar pada sore hari sekitar pukul 17.00 setelah semua pemain menyelesaikan pekerjaan utamanya di kantor.
”Semua klub Maladewa seperti itu. Sepak bola itu adalah pekerjaan kedua, bahkan dianggap sebagai hobi saja,” kata pemain berwajah garang ini.
Gaji yang kecil sebagai pemain sepak bola di Maladewa sebenarnya bukan karena faktor minimnya dukungan. Pasalnya, di setiap klub umumnya memiliki beberapa cabang olah raga sehingga sepak bola harus berbagi dana dengan cabang lain.
Maziya Sports & Recreation selain punya klub sepak bola, juga punya klub bola basket, bola voli, dan tenis meja. Sepak bola jadi cabang terakhir yang dibentuk. Minimnya minat terhadap sepak bola ini membuat manajemen klub sulit mencari pemain.
Selama ini, manajemen Maziya S&R mendapatkan pemain dari pulau-pulau lain di luar Male. ”Kami membuat turnamen di sana. Kalau ada pemain bagus, kami tarik ke Maziya,” ujar Ibrahim.
Tidak heran bila Waheed begitu terkagum-kagum ketika mengetahui bahwa di Indonesia ada ratusan klub. Hal itu jelas berbeda dari Liga Maladewa, yang hanya diikuti enam klub yang akan bertambah menjadi delapan klub musim depan. Itu pun tanpa sistem promosi dan degradasi karena keterbatasan peserta.
SIARAN LANGSUNG
MNC TV
Selasa, 1 April
Pukul 16.00 WIB
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Iwan Setiawan
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar