satunya stadion di wilayah Bandung yang mendapatkan rekomendasi dari PT Liga Indonesia untuk digunakan sebagai tempat pertandingan Liga Super Indonesia. Stadion ini digunakan bersama oleh Persib dan Pelita Bandung Raya lantaran di Bandung ada dua klub LSI.
Musim ini sudah beberapa kali dua pertandingan yang melibatkan Persib dan PBR digelar dua hari berturut-turut di stadion milik Pemkab Bandung itu. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi lapangan.
Mulai akhir pekan ini jumlah pertandingan di stadion tersebut bertambah menyusul mulai bergulirnya kompetisi LSI U-21. Minggu (13/4), dua laga digelar, yaitu Persib melawan Arema pada sore hari, dilanjutkan Persib U-21 kontra PBR U-21.
Bagi pengelola Stadion Si Jalak Harupat, kondisi yang ada bak dua sisi mata uang. Di satu sisi menguntungkan karena pemasukan bertambah dengan semakin banyaknya pertandingan. Namun, di sisi lain mereka harus bekerja keras memelihara lapangan agar kondisinya tetap baik.
Ahmad Rivai, pengawas lapangan Stadion Si Jalak Harupat, mengakui kondisi lapangan memang cepat rusak karena sering digunakan dalam waktu yang berdekatan. Namun, mereka tak bisa berbuat banyak karena yang menentukan jadwal adalah PT LI.
“Kami hanya bisa berusaha memelihara lapangan. Salah satunya dengan membatasi pemakaian saat uji lapangan oleh kedua tim dengan menetapkan maksimal hanya satu jam, “ kata Ahmad.
Sejak kompetisi musim ini bergulir, pengelola stadion juga selektif membatasi pemakaian lapangan oleh umum. Kalau sebelumnya bebas disewakan kepada siapa saja, sekarang dibatasi. Bahkan, Persikab kini tidak lagi bisa setiap saat berlatih di sana.
“Dalam setiap pekan, selama dua hari lapangan sama sekali tidak boleh digunakan. Kami juga rutin melakukan pemupukan dan pemotongan rumput, “ tutur Ahmad.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Budi Kresnadi, Gonang Susatyo, Ario Yosia
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar