Kinerja wasit dan asisten wasit menjadi pertanyaan saat mereka tidak memberi perlindungan kepada pemain. Mereka menjadi sorotan tidak hanya karena tidak bisa memimpin laga dengan benar dan kerap melakukan kesalahan, tetapi saat mereka tidak bisa melindungi pemain.
Pelatih Putra Samarinda, Mundari Karya, mempertanyakan wasit Novari Iksan serta asistennya yang tidak menjaga pemain karena sepak bola tidak pernah jauh dari benturan fisik.
Hal itu terjadi saat Pusam bermain imbang 1-1 melawan tuan rumah Persiba Bantul dalam lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia di Stadion Sasana Krida, Kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Kamis (13/3).
“Pertandingan sangat bagus. Saya sudah prediksi kalau Persiba tak bisa diremehkan. Mereka tim yang bagus. Yang menjadi catatan, wasit seharusnya tak hanya memimpin pertandingan dengan fair, tapi juga melindungi pemain. Ini untuk membangun sepak bola yang lebih baik,” kata Mundari.
Menurut Mundari, salah seorang pemainnya, Bayu Gatra, sempat mendapat provokasi dari asisten wasit saat mendapat benturan dari bek Persiba Johan Ibo. Akibatnya, Bayu mengalami cedera di bagian tulang kering.
“Kurang tepat bila pemain dikatakan ‘kalau patah kaki bawa saja ke rumah sakit’. Wasit seharusnya melindungi pemain dari kemungkinan cedera, tapi kami menghormati wasit. Kami pun menaruh respek pada keputusan wasit meski kami seharusnya mendapat hadiah penalti,” ungkapnya.
Mundari menunjuk pelanggaran yang dilakukan pemain Persiba, Ramadhan Saputra, yang menjatuhkan striker Ilija Spasosevic di kotak penalti. Namun, wasit Novari membiarkan insiden itu. Protes pemain Pusam pun tak digubris.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Gonang Susatyo
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar