Beberapa waktu yang lalu kritik pedas sempat menghampiri pelatih PSG Laurent Blanc. Christian Gourcuff, ahli strategi Lorient, menyebut bahwa Blanc bukanlah sosok pelatih.
Dalam sesi latihan PSG, Blanc memang kerap mendelegasikan tugas melatih tim kepada asistennya, Jean-Louis Gasset. Fenomena itulah yang memicu opini pedas dari Gourcuff.
Merasa terganggu, Blanc pun balik menyerang Gourcuff. Pelatih berjulukan Le President itu justru menilai cara Gourcuff bekerja sudah ketinggalan jaman.
“Saya menaruh respek kepada Gourcuff yang merupakan pelatih berkualitas. Namun, ia harus berevolusi. Saya mengenal pelatih yang mengerjakan semuanya: memimpin pemanasan, sesi latihan, peregangan, menyingkirkan cone, memindahkan gawang, bahkan memotong rumput. Hal semacam itu terjadi 30 hingga 35 tahun yang lalu.," kata Blanc di Le Figaro.
Saya telah menyelesaikan kursus kepelatihan, begitu pula Gourcuff. Namun, hal itu telah lama berlalu. Ia harus mengambil kursus kepelatihan lagi saat ini dan dirinya bakal mendapati bahwa banyak hal telah berubah,” lanjut pelatih yang pernah membawa Bordeaux menjadi kampiun Ligue 1 2008/09 itu.
Blanc memang layak membela diri. Jika berkaca pada perolehan hasil di atas lapangan barangkali tak ada yang salah dengan metode kepelatihan Blanc selama ini. Di antara pelatih Ligue 1 yang telah memainkan minimal 100 partai, Blanc mencatatkan rataan poin tertinggi (2,01 poin per laga). Ia bahkan berada di atas Raymond Goethals (1,92), yang notabene adalah pelatih legendaris yang membawa Marseille meraih 3 titel Ligue 1 (1991, 1992, 1993) dan satu trofi Liga Champion (1993).
Editor | : |
Komentar