kata revolusi kembali mengemuka di tubuh Milan usai mereka dipermak 1-4 oleh Atletico Madrid di ajang Liga Champion.
Geliat revolusi sebenarnya telah dimulai Milan sejak musim ini. Dipasangkannya Barbara Berlusconi dan Adriano Galliani sebagai direktur umum serta penunjukan Clarence Seedorf sebagai juru strategi menggantikan Massimiliano Allegri disebut sebagai sebuah gerbang menuju “Milan baru” di musim depan.
Keberadaan Seedorf awalnya mampu mengembalikan antusiasme di tubuh tim. Namun, keraguan kembali mengiringi Seedorf akibat rentetan hasil buruk dalam beberapa laga terakhir. Rapor Seedorf dalam 11 laga adalah empat kemenangan, satu imbang, dan enam kekalahan.
Karena itu, Seedorf dikabarkan tidak serta-merta aman dari terjangan roda revolusi yang digulirkan Milan. Target pun telah dipatok oleh manajemen tim.
“Sebuah hal yang tidak benar jika Milan disebut tak ingin mentas di kompetisi Liga Europa. Hal itu akan menjadi target kami di akhir musim. Ahad nanti, kami harus memetik kemenangan atas Parma, sehingga jarak dengan mereka menjadi hanya lima poin. Milan selalu berkompetisi di pentas antarklub Eropa dalam beberapa tahun belakangan dan kami ingin melanjutkan tradisi itu,” kata Galliani kepada Milan Channel.
Seedorf masih memiliki waktu selama 60 hari atau lebih spesifiknya 11 laga untuk memenuhi mandat Galliani.
Jika gagal, bukan mustahil karier Seedorf di Milan bakal berakhir prematur. La Gazzetta dello Sport bahkan telah memunculkan beberapa kandidat pengganti. Salah satu diantaranya adalah Roberto Donadoni (Parma) yang secara kebetulan akan beradu cerdas dengan Seedorf akhir pekan nanti.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Sem Bagaskara
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar