Hanya terpaut seminggu menjelang keberangkatannya ke Brunei Darussalam, Persib Bandung yang mewakili Indonesia dalam Pesta Sukan II, masih tetap memprihatinkan. Beberapa bekas pemain nasional yang kebetulan berasal dari Persib, mengutarakan pendapatnya itu pada BOLA, Sabtu dan Minggu lalu di Bandung.
"Kalau menurut saya pribadi, sebaiknya pengurus Persib mengurungkan niatnya itu. Persoalannya karena Persib tampil di Brunei mengatas-namakan bangsa dan negara," tukas Harry Muryanto, bekas bek kanan Persib dari tahun 1969 hingga 1976.
Sangat Lemah
Lebih jauh Harry yang juga pernah bermain untuk tim nasional sejak 1973 hingga 1980, menjabarkan kelemahan tim yang sudah akan berangkat tanggal 17 Juli mendatang. "Tanpa Adeng dan Robby Darwis, Persib kelihatan sangat lemah. Yang diandalkan hanya Ajat Sudrajat. Tetapi itu pun hanya bertahan dalam 45 menit pertama. Setelah tertutup terus, Ajat menjadi putus asa," katanya.
Selain itu, Harry juga menilai pertahanan Persib sama sekali rapuh. "Terutama untuk posisi bek kiri. Saya lihat begitu rapuh, bahkan melawan kami saja yang tua-tua, baik Suryamin maupun Dede Iskandar tak mampu," katanya lagi.
Menurut Harry Muryanto, semua itu terjadi lantaran keterlambatan regenerasi. "Padahal di zaman saya dulu, hal tersebut tidak pernah terjadi. Ini sayang. Seharusnya Persib yang sukses dengan gemilang dalam kejuaraan nasional Perserikatannya yang lalu, bisa mempertahankan segalanya. Setiap lini setidaknya selalu dipersiapkan pemain pengganti sehingga kehilangan Adeng dan Robby tidak membuat tim menjadi kacau."
Sementara menurut Encas Tonif, bekas stopper Persib, peluang Persib berat sekali untuk bicara di Brunei. "Saya tidak seekstrim Harry, tetapi semuanya kelihatan sangat tidak mungkin. Bagaimana bisa begitu, ini semua tidak lain karena hingga saat ini Persib belum memiliki pemain belakang yang sebaik ketika menjadi juara," ujar Encas.
Wakil Kita
"Lihat saja, Suryamin itu sudah sangat lamban. Padahal di Brunei kita tidak mudah untuk berbicara tanpa persiapan yang baik. Belum lagi di tengah, saya juga tidak melihat adanya pemain yang bisa dipercaya untuk saling mengalirkan bola baik dalam menyerang maupun dalam bertahan," ucap bekas pemain handal Tunas Inti.
bersambung
(Penulis: Mahfudin Nigara, Agus Arjito, Mingguan BOLA Edisi No. 124, 11 Juli 1986)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar