alasan yang memenuhi standar umum, seperti yang diketahui bersama oleh para pecandu sepakbola.
1) Harald Schumacher. Penjaga gawang paling konsisten. Terampil di udara maupun di bawah. Dirasuki obsesi kekuatan fisiknya, ia bisa menjadl brutal kalau perlu, luar biasa dalam menjaga gawangnya dan mampu memaksa lawan untuk membuat gerakan lebih dulu.
2) Josimar, pilihan romantik, pendatang baru di turnamen dunia, tak digembor-gemborkan di Botafago, datang tanpa kontrak, tanpa masa depan, dengan latar belakang kehidupan masa lalu di kota yang penuh gubuk-gubuk buruk, tapi ia mencetak dua dari dua gol-gol Brasil yang indah. Seorang full-back dengan cetakan pemain sayap tahun 1970 Jairzinho. Pilihan untuk pengganti Amoros (Prancis) karena kemampuannya bertahan yang lebih baik.
3) Julio Cesar. Bek tengah Brasil pertama yang betul-betul mendominasi dalam dasawarsa ini. Tak kenal takut, tak terkalahkan bertarung di udara, ia memiliki teknik bermain di bawah sebagai kreator lapangan tengah yang khas Julio Cesar.
4. Morten Olsen. Pemain tua paling bijaksana selama Piala Dunia ini. Penyapu di sekitar Julio Cesar, juga memberikan warna pada serangan-serangan Denmark yang mengagumkan itu, meluncur tanpa lelah ke luar benteng pertahanan untuk menarik Laudrup berlari memberikan isyarat.
5) Andreas Brehme. Mampu bermain di kedua sayap pertahanan dengan sama baiknya dalam Piala Dunia ini. Keras tapi pengganjal yang sportif, memiliki daya menempatkan diri yang amat sempurna dan tendangan bebas yang keras. Ia memiliki pula keuntungan usia muda untuk mengkompensasi usia Olsen.
6) Sergio Daniel Batista. Pemain yunior brewok yang masih berusia muda ini mampu menempati berbagai posisi. Di klubnya ia merupakan kreator lapangan tengah. Di Piala Dunia kali ini ia digunakan di depan ketiga pemain belakang, seringkali sebagai pengawal atas pemain lawan yang berbahaya, terkadang malah membebaskan bek tengah jika pertandingan berlangsung ketat.
7) Dr. Socrates. Terlepas dari sosoknya yang bagaikan bangau dengan kaki lebih panjang yang membuat kaku keseimbangan badannya yang besar, ia memiliki "touch", intelegensi, dan naluri untuk menciptakan irama dan mencetak gol (kecuali untuk tendangan penalti).
8) Hans-Pieter Briegel. Buldoser yang berkaki dua, memiliki tenaga untuk mengintimidasi, memiliki kecepatan seorang pedasalomba (yang ia ikuti ketika masih remaja), dan mempunyai otot untuk membendung Socrates yang mulai dimakan usia.
9) Luis Fenandes. Gudang tenaga di lini tengah Prancis, lebih efektif di posisi ini daripada Platini sekalipun. Ia berdarah campuran Spanyol dan seperti juga Briegel selalu bergerak selama 90 menit dengan berani, cerdik, dan pintar di daerah penalti kawan maupun lawan.
10) Enzo Francescoli. Memiliki keseimbangan yang fenomenal untuk menyembunyikan bola, untuk menahan bola sementara Maradona menuju ke posisinya. Ia menderita akibat permainan keras ketika bermain untuk Uruguay yang brutal, tetapi ia toh bisa memperlihatkan kemampuan penetrasi, keberanian, dan kemampuan tekniknya yang menyebabkan Racing Club Paris berkorban uang 4 juta dolar Amerika.
11) Diego Maradona. Numero uno - nomor satu - di Piala Dunia 86 ini, satu-satunya superstar sejati, pemenang pertandingan yang menjadi miliknya.
(Penulis: Rob Hughes, Mingguan BOLA Edisi No. 123, 4 Juli 1986)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar