Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pesta Untuk Maradona Dan Argentina (1)

By Caesar Sardi - Senin, 10 Maret 2014 | 18:45 WIB
Diego Armando Maradona, sang superstar.
Dok. Mingguan BOLA
Diego Armando Maradona, sang superstar.

Merombak tradisi memang tidak mudah. Sama sulitnya dengan membuat sejarah. Maka, final Piala Dunia 86 di Stadion Azteca Meksiko hari Minggu lalu hanya merupakan lanjutan dari tradisi Piala Dunia sejak 1930: tidak satu pun tim dari benua lain yang mampu merebut gelar di benua Amerika.

Argentina, harapan terakhir benua Amerika sejak di semi final, memenangkan duel yang disaksikan 115.000 penonton langsung dan ratusan juta lain lewat televisi di 162 negara. Dengan kemenangan 3-2 atas Jerman Barat, salah satu dari tiga semi finalis, dalam enam pertandingan Argentina mencetak sebelas gol, di antaranya lima dari Diego Maradona, tiga dari Jorge Valdano.

Sebaliknya Jerbar, yang sepanjang kejuaraan dunia ke-13 ini dibayangi cedera fisik barisan penyerangnya, termasuk Karl Heinz Rummenigge, Rudi Voeller, dan Pierre Littbarski, hanya mampu mencetak enam dari 10 gol. Jerbar selama Piala Dunia 86, Voeller dan striker segar Klaus Allofs sama-sama mencetak dua gol, dan gelandang Lothar Mathaeus, serta bek Andreas Brehme masing-masing membuat satu gol dari tendangan bebas.

Tapi, dalam skor final yang tipis itu terkandung permainan yang menarik. Saling serang yang memikat, saling mencetak gol yang mendebarkan jantung meski tiga di antaranya berasal dari bola mati.

Kekhawatiran bahwa pertandingan akan diperpanjang dan ditentukan oleh adu penalti seperti dalam tiga pertandingan perempat final, juga tak perlu menjadi kenyataan. Lima gol dicetak dalam waktu normal 90 menit, sungguh merupakan final Piala Dunia yang produktif.

Setidaknya, lebih produktif dibanding final Piala Dunia 82 (Italia 3, Jerbar 1), Piala Dunia 78 (Argentina 3, Belanda 1), Piala Dunia 74 (Jerbar 2, Belanda 1), dan sama produktifnya dengan final Piala Dunia di Stadion Azteca, juga ketika Brasil dengan cemerlang menaklukan Italia 4-1.

bersambung

(Penulis: Sumohadi Marsis, Mingguan BOLA Edisi No. 123, 4 Juli 1986)


Editor : Caesar Sardi


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X