2014 Seri Bandung terpaksa berakhir sehari lebih awal. Begitu pula laga-laga Speedy WNBL Indonesia. Total sebanyak tujuh laga (5 laga NBL dan 2 laga WNBL) yang seharusnya berlangsung pada hari Minggu, 16 Maret 2014, tidak dapat diselenggarakan.
Itu terjadi menyusul pencabutan rekomendasi atau surat izin keramaian dari pihak kepolisian. Karena bertepatan dengan dimulainya rangkaian kegiatan nasional kampanye Pemilu Legislatif (Pileg) 2014.
PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia selaku penyelenggara kedua liga (NBL dan WNBL) telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat. Namun, pembatalan kegiatan pada hari Minggu (16/3) sudah tak bisa dihindarkan lagi.
”Kebijakan membatasi rekomendasi atau surat izin keramaian ini berlaku secara nasional hingga 16 April mendatang. Mulai masa kampanye, minggu tenang, hingga penghitungan suara Pileg. Masyarakat yang berniat membuat acara diimbau untuk menunda atau membatalkan acara hingga waktu yang ditetapkan,” ujar Dirintelkam Polda Jabar Kombespol Faruk.
Lima laga NBL yang terkena dampak pembatalan adalah Pacific Caesar Surabaya versus Satya Wacana Metro LBC Bandung, Hangtuah Sumsel IM vs Bimasakti Nikko Steel Malang, JNE BSC Bandung Utama vs Satria Muda BritAMa Jakarta, CLS Knights Surabaya vs Garuda Kukar Bandung, serta NSH GMC Jakarta vs Stadium Jakarta.
Sementara dua laga WNBL yang juga mengalami delay adalah Sritex Dragons Enduro Solo vs Surabaya Fever dan Rajawali Bandung vs Tomang Sakti Mighty Bees Jakarta. Sebagai dampak atas pembatalan ini, penyelenggara langsung bekerja cepat menyelesaikan revisi jadwal musim reguler.
”Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada penggemar basket di Bandung. Sebagai liga yang punya keinginan untuk menjadi standar penyelenggaraan seluruh cabang olahraga di tanah air, kami telah membuat jadwal jauh hari sebelum, bahkan setahun sebelumnya. Bahkan jadwal untuk musim depan pun kami sudah persiapkan. Namun apa boleh buat, karena pencabutan rekomendasi, kami terpaksa mengakhiri seri Bandung lebih dini,” kata Azrul Ananda, direktur PT DBL Indonesia, commissioner NBL dan WNBL Indonesia.
”Kami punya mimpi, kelak semua kegiatan di Indonesia tidak terpengaruh oleh situasi politik dan lain sebagainya. Seperti yang terjadi di negara-negara maju. Kami percaya, kelak hal-hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, karena olahraga seharusnya tidak ada kaitannya dengan politik,” tegas Azrul.
Sumber: Rilis NBL Indonesia
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar