23 Aji Santoso sedang membentuk dan mempersiapkan Tim Garuda Muda yang akan diberangkatkan ke Asian Games 2014. Apa kesulitan Aji menjalankan tugas? Berikut petikan wawancara Aji dengan Gonang Susatyo, kontributor Harian BOLA di Yogyakarta.
Persoalan apa yang Anda hadapi selama menangani pemain muda?
Saya tidak menemui kesulitan untuk masalah kedisiplinan karena selama ini mereka bersedia mematuhi aturan pelatih. Saya juga selalu mengingatkan bagaimana bersikap saat menjadi bagian dari timnas.
Bermain untuk timnas adalah sesuatu yang luar biasa karena timnas memiliki nilai tinggi. Jadi, mereka harus mengimbangi dengan semangat dan fighting spirit tinggi dalam latihan dan pertandingan.
Soal kehidupan pemain di luar lapangan?
Banyak pemain yang sudah memiliki kekasih. Saya tekankan sepak bola tetap penting, jangan sampai setelah mendapatkan sesuatu dari sepak bola termasuk pacar lalu terlena dan melupakan sepak bola. Mereka harus tetap fokus karena sepak bola sudah menjadi profesi.
Bagaimana Anda menempatkan diri?
Di lapangan saya menjadi polisi karena harus bersikap tegas dan menegakkan disiplin, tapi di luar lapangan saya menjadi sahabat, kakak, dan orang tua.
Ada pemain yang perlu didekati secara personal. Bagi saya, semua yang ada di timnas merupakan bagian hidup saya. Pemain, pelatih, dokter sampai kitman adalah keluarga dan saudara saya.
Apakah materi tim memadai?
Cukup banyak. Persoalannya tidak banyak yang masuk tim inti di klubnya. Ada beberapa yang menjadi pilihan pertama seperti Bayu Gatra, Rizky Pellu, Ramdani Lestaluhu, Manahati Lestusen, atau Alfin Tuasalamony. Namun, saya mulai melihat klub memberi kesempatan kepada pemain muda, terutama setelah ada pembatasan pemain asing. Sekarang tinggal bagaimana pelatih di klub memberi kesempatan kepada pemain muda.
| Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar