Persaingan mendapatkan sponsor tidak hanya dirasakan klub di level tertinggi. Klub kasta kedua, Divisi Utama, juga merasakan betapa sulitnya menggandeng investor atau sponsor untuk membantu membiayai kebutuhan klub.
Dengan daya tarik dan nilai jual tak sebesar klub LSI, klub Divisi Utama harus rela berburu calon sponsor, yang rata-rata berskala lokal dan unik.
Sponsorship unik pun pernah dirasakan Persiku Kudus di Divisi Utama 2013. Ketika itu Persiku menjalin kerja sama dengan beberapa sponsor lokal, salah satunya merupakan perusahaan jenang terkemuka di Kudus.
Hanya, sponsorship dengan perusahaan itu tidak diwujudkan dengan nilai nominal, melainkan dengan menyediakan stok produk jenang untuk tim.
Musim lalu, PSIS juga termasuk klub Divisi Utama yang rajin mengumpulkan sponsor “kecil”, seperti perusahaan bandeng presto, air minum kemasan, kampus, dan dealer motor.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Aning Jati
Tulisan ini adalah bagian dari "Kampanye BOLA untuk Indonesia - Bangga Sepak Bola Kita"
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar