buku komik. Dilahirkan di kota Belfast yang senantiasa dirongrong kerusuhan, ia diterima sebagai pemain di klub divisi I Inggris, Manchester United, dan membuat debutnya di sana pada usia 16 tahun - hanya dua bulan sebelum putaran final Piala Dunia 1982 berlangsung.
Manajer Irlandia Utara Billy Bingham memang sudah tahu, Whiteside adalah bibit unggul. Setelah hanya mengikuti dua kali pertandingan Liga untuk United, ia terpilih memperkuat tim negerinya ke Piala Dunia Spanyol.
Kendati ia sebenarnya hanya "dibawa untuk sekadar ikut pesiar," kenang Bingham, "namun ia istimewa dalam latihan maupun praktek di lapangan". Karenanya, manajer pelatih itu tak ragu-ragu menempatkan Whiteside dalam timnya.
Tatkala Irlandia bertemu Yugoslavia di Zaragoza dalam pertandingan pembukaan mereka, Whiteside yang ketika itu berusia 17 tahun 41 hari, merupakan pemain termuda yang pernab dipakai dalam tim ke Piala Dunia. Pemain termuda sebelumnya bukan lain adalah si legendaris Pele dari Brasil.
Seusai turnamen akbar itu, Whiteside segera saja berada dalam situasi yang jarang dialami pemain-pemain lainnya. Ia lebih banyak main di arena internasional memperkuat tim negaranya ketimbang main di liga untuk klubnya.
Namun dalam empat tahun terakhir ini, ia merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan lagi dengan Manchester United. Dan, meskipun ia belum lagi berusia 21 sampai akhir Mei ini, Whiteside nampaknya seperti sudah bertahun-tahun main untuk klub dari Old Trafford itu.
Andil Gol
Whiteside agaknya tahu dan sadar apa artinya sepakbola bagi anak-anak Inggris yang gila terhadap permainan si kulit bundar itu. Setiap anak di sana akan memimpikan menjadi seorang pencetak gol di arena Piala Dunia. Jalan ke sana sudah ternganga lebar bagi Whiteside ketika ia menghadiahkan satu gol untuk Manchester United di final Piala FA 1985, sehingga membawa kemenangan bagi klubnya 1-0 atas Everton.
Itu merupakan penampilannya yang kedua dalam FA Cup setelah penampilannya yang pertama pada tahun 1983 yang juga dimenangkan timnya. Whiteside juga memberikan andil golnya ketika Manchester unggul 4-0 dalam pertandingan ulang melawan Brighton itu.
Dengan penampilannya untuk kedua kali dalam Piala Dunia di Meksiko nanti, Whiteside kembali disodori kontrak baru yang akan membuatnya tetap bergabung dengan United sampai tahun 1990. Saat itu usianya pun masih cukup muda, 26 tahun, suatu usia puncak untuk menjadikan dirinya seorang gelandang yang punya nama.
Bingham menempatkan pemain muda ini sebagai penyerang di timnya. Memang ini bukan posisi favorit Whiteside, namun Bingham menganggap di tempat itulah pemain ini lebih efektif bagi negerinya.
"Pesonanya sebagai penyerang di United pasti akan membantu perkembangannya lebih lanjut," kata Bingham. "Kini tak ada orang yang tahu selain dia sendiri, bola macam apa yang dia sukai selagi dia berada di depan. Dan juga nanti akan tahu, betapa sulitnya diam di posoisi depan tanpa rekan yang membantu dari belakang."
Kelebihan lain yang dimiliki Whiteside ialah, dia memiliki kekuatan fisik luar biasa serta stamina dan visi cukup tinggi. Ia juga tak pernah ragu-ragu untuk menggebrak di daerah penalti. Tetapi, kadang-kadang permainannya agak sedikit kasar dan sering menyerempet-nyerempet bahaya.
Satu hal yang perlu dicatat, Whiteside juga tak segan-segan untuk melibakan pemain lawan dalam pertarungan kasar jika permainan tidak berjalan seperti yang dia maui.
(Penulis: Hikmat Kusumaningrat, Mingguan BOLA Edisi No. 116, 16 Mei 1986)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar