19, Jarot Supriadi, menegaskan penerapan aturan model rambut bukan untuk mengebiri hak pemain, tetapi lebih ditujukan untuk menghindarkan skuat U-19 dari kesan urakan. Kebijakan itu didasari protes dari beberapa orang tua siswa SSB di beberapa kota yang pernah dikunjungi timnas U-19.
“Kami mendapat laporan siswa SSB mulai memakai gaya rambut yang sama dengan Hansamu dan beberapa pemain lain. Hal itu jadi contoh tidak baik. Kami berharap semua pemain menyadari jika mereka sekarang menjadi anutan anak-anak di seluruh Indonesia,” ujar Jarot.
Tim pelatih menerapkan kebijakan mode rambut tidak dengan cara keras dan otoriter. “Kami menegur pemain dengan memberikan alasan jelas yang masuk akal. Kami tidak melarang pemain memiliki model rambut unik, tapi jangan sampai terkesan buruk,” kata Jarot.
Hansamu, yang sempat mendapat teguran, menuruti permintaan itu. “Saya hanya diminta untuk merapikan lagi garis-garis di sisi kiri dan kanan kepala saya,” katanya.
Pemain lain seperti kiper Ravi Murdianto juga tidak keberatan ditegur mengenai gaya rambut. “Saya sepakat dengan kebijakan itu karena hal itu pasti demi kebaikan kami. Toh saya tak pernah potong rambut dengan model neko-neko,” ucap kiper asal Grobogan, Jateng itu.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Gonang Susatyo, Fahrizal Arnas
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar