PT LI atas pernyataan Walter yang mengklaim klub asal Jepara itu belum membayar uang muka kontrak dan lima bulan gaji musim lalu.
Gara-gara klaim sepihak itu, Persijap tersandung aturan dan hanya diizinkan menggunakan 18 dari 25 pemain yang sudah didaftarkan ke PT LI untuk LSI 2014. Hukuman dari PT LI itu berjalan hingga laga kelima dan membuat Persijap terjerembap ke dasar klasemen Grup I.
“Pernyataan Walter sangat merugikan kami karena Persijap jadi tidak bisa maksimal mengembangkan permainan akibat keterbatasan pemain. Padahal, semua kewajiban kami terhadapnya sudah kami penuhi sejak akhir Desember 2013,” ujar Said Basalamah, CEO Persijap.
Basalamah menuturkan pada 4 Desember 2013, klub bersama seluruh pemain membuat kesepakatan untuk menghapus uang muka karena revenue sharing yang dijanjikan PT LPIS, operator LPI, tidak jadi turun. Semula dana dari LPIS itu akan digunakan untuk membayar utang uang muka pemain sebesar 25 persen.
“Seluruh pemain sudah setuju dengan hal itu, termasuk Walter. Pada 23 Desember, klub sudah memenuhi kewajiban melunasi utang gaji seluruh pemain sehingga lolos verifikasi PT LI. Kami punya bukti transfer lengkap. Khusus Walter, kami bahkan membelikan tiket pulang ke Argentina sesuai permintaannya,” kata Basalamah.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Aning Jati
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar