Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, memasukkan I Gede Sukadana dalam 23 nama yang diperuntukkan menghadapi Arab Saudi dalam laga terakhir Kulaifikasi Piala Asia 2015 (5/3).
Bagaimana respon Sukadana terkait statusnya kini sebagai pemain timnas dan melihat peta persaingan di lini tengah timnas?. Berikut petikan wawancara Kukuh Wahyudi dengan pemain kelahiran Denpasar, 18 Oktober 1987 itu.
Anda dipanggil untuk memperkuat timnas dalam lanjutan Kualifikasi Piala Asia lawan Arab. Seperti apa anda meresponnya?
Sangat senang bisa dipanggil masuk tim. Tentu saya sangat bangga bisa berseragam Merah-Putih. Kesempatan ini tak akan saya sia-siakan. Saya akan tunjukkan kepada semua orang bahwa saya pantas membela timnas.
Saya akan memanfaatkan peluang ini. Semoga bisa menunjukkan kemampuan terbaik saat menghadapi Arab.
Apa makna pemanggilan ini dalam karir anda?
Ini merupakan pemanggilan kedua saya. Pada 2009 saya sempat di panggil masuk timnas untuk SEA Games. Pasti saya jadi lebih termotivasi untuk lebih baik lagi. Berarti pelatih melihat kemampuan saya. Maka harus membayar kepercayaan itu.
Melihat persaingan di lini tengah timnas yang dihuni oleh pemain-pemain berpengalaman seperti Firman Utina, Raphael Maitimo, serta kapten anda di Arema, Ahmad Bustomi seperti apa?
Saya tak menganggap kondisi itu sebagai sebuah persaingan. Saya justru bersyukur bisa bersama mereka dalam satu tim.
Saya masih harus belajar banyak dari senior-senior. Semoga ini bisa menjadi media pelajaran bagi saya untuk dapat berkembang lagi.
Di lengan kanan anda ada sebuah tato. Apa maksud tato itu?
Tidak ada maksud khusus dengan tato ini. Ini bagian dari orang Bali seperti saya menunjukkan unsur seni. Total ada empat di tubuh saya. Semuanya saya buat di Bali.
Bagaimana anda melihat sepak bola Bali yang seolah redup?
Saya melihat di Bali kurang dukungan dari pemerintah. Saya berharap pemerintah setempat dapat membuat kebijakan yang berdampak positif dengan perkembangan sepak bola. Saya pribadi melihat banyak potensi yang harus didukung lagi.
Saat ini ada duo Bali di timnas, anda dan I Made Wirawan (sudah dipulangkan). Apa ada ambisi khusus dari kondisi ini?
Semoga pemerintah bisa melihat potensi sepak bola di Bali. Kami sebagai contoh bahwa orang Bali bisa berkembang melalui sepak bola.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Komentar