Perjalanan membawa bendera Aremania ke Malaysia penuh dengan rintangan. Rombongan Aremania ini rencananya berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia, dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Senin sore (24/2).
Namun, bendera tersebut dilarang masuk ke bagasi pesawat oleh petugas bandara. Penyebabnya, bendera berbobot 70 kg ini dinyatakan kelebihan berat. “Selain kelebihan berat, kemasan kami tidak standar. Seharusnya dibungkus kardus, tapi hanya kami bungkus plastik,” kata Yuli.
Tawar-menawar terjadi. Namun, petugas bandara Juanda bergeming. Tak ada toleransi, meski Aremania sudah menawarkan uang untuk membayar sesuai dengan kelebihan beban. Akhirnya, satu-satunya cara adalah memotong bendera Curva Sud menjadi tiga bagian sebab beban maksimal yang boleh diangkut satu Aremania adalah 30 kilogram.
Rombongan ini menunda keberangkatan ke Malaysia hingga keesokan hari karena harus memotong bendera. Mereka tiba di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (25/2), pukul 09.00 waktu setempat. Butuh waktu tujuh jam untuk menyatukan kembali bendera itu.
Mereka beruntung karena sudah banyak Aremania yang tiba lebih dulu di Malaysia. Mendengar Aremania datang dari Malang menjahit bendera di daerah Setapak yang jaraknya hanya 30 menit dari Stadion Majlis Perbandaran Malaysia, mereka ikut turun tangan.
“Banyak sekali yang datang untuk membantu menjahit bendera ini lagi,” kata Yuli.
Setelah jadi, bendera langsung dibawa ke Stadion untuk dibentangkan di tribun sebelah kanan pintu masuk VIP. Di sana, Aremania dari Malang membaur dengan Aremania lain dari Balikpapan, Malaysia, dan beberapa negara Asia sampai Spanyol.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: NF-3
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar