Teknologi yang bergerak maju begitu cepat membuat Barcelona mengubah cara pandang mereka terhadap sejumlah langkah yang akan diambil, dimulai dari aspek komersialisasi hingga pemantauan pemain muda.
Fakta ini diungkapkan oleh Xavier Asensi Brufau, FC Barcelona Managing Director for Asia Pacific, ketika meladeni wawancara eksklusif dengan Harian BOLA di sela-sela acara peluncuran kampanye Fans Bersatu yang digagas Head and Shoulders Indonesia di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (18/2).
“Barcelona tak bisa lagi menganggap enteng jumlah fan di seluruh dunia yang kini mencapai 85-an juta orang. Angka ini bukan hasil karangan Barcelona, tapi benar-benar diambil dari data yang ada di lapangan. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang ingin mengetahui tentang Barcelona dan kami harus menyikapinya dengan serius dan tepat,” kata Xavier.
Warga planet Bumi ini tak hanya mau mengikuti sepak terjang para idolanya tersebut, tapi juga ingin lebih dekat dengan Camp Nou. Berdasar dari sini maka Barcelona memutuskan untuk melakoni pendekatan dengan membangun sekolah-sekolah sepak bola berbendera Barca di berbagai penjuru dunia.
“Asia adalah pasar yang sangat penting bagi Barcelona. Jumlah fan yang ada di Asia melebihi gabungan dari fan-fan di Eropa dan Amerika Selatan. Karena itu kami membuka markas khusus di kawasan Asia-Pasifik untuk menyebarkan misi utama kami, yakni membangun citra unik, sehat, dan bahagia bagi para fan."
"Dari sisi komersial, banyak peluang yang bisa dikerjakan Barcelona bersama perusahaan-perusahaan di Asia. Sementara itu, dari aspek sepak bola, potensi masif warga Asia yang begitu menggilai sepak bola membuat kami ingin mendekatkan diri secara langsung,” ujar pria asal Catalonia yang berkantor di Hong Kong tersebut.
Sebagai timbal-balik bagi Barca sendiri, salah satu maksud dibangunnya sekolah-sekolah dengan merek dagang FCB Escola adalah untuk mencari bibit-bibit potensial di luar Spanyol. Selama ini Barcelona memberlakukan pencarian pemain dengan sistem 50% asal Catalonia, 35% asal daerah lain di Spanyol, dan 15% di seluruh dunia melalui pengiriman tim pencari bakat.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar