Lima kemenangan berbanding 23 kekalahan yang disertai delapan hasil seri adalah rekor Real Sociedad di hadapan Barcelona dalam 36 bentrokan terakhir. Jelas tampak tak sebanding dan kurang ideal.
Akan tetapi, La Real tetap berani mengusung optimisme tinggi menjelang lawatan sang raksasa Spanyol tersebut ke Anoeta dalam tajuk Semifinal II Copa del Rey. Maklum, di markas kebanggaan sejak kubu asal San Sebastian itu kembali promosi pada 2010/11, Barcelona menyandang status dua kali kalah dan sekali seri.
Kecuali perpindahan nakhoda dari Philippe Montanier ke Jagoba Arrasete di awal musim 2013/14, tak banyak yang berubah dari susunan skuat Sociedad. Artinya, juara La Liga 1980/81 dan 1981/82 ini berhasil menjinakkan keperkasaan Blaugrana dengan bermodalkan pemain-pemain yang itu-itu saja.
Pada musim 2010/11, gol Diego Irfan dan penalti Xabi Prieto sukses membalikkan skor menjadi 2-1 setelah sebelumnya Thiago Alcantara memberi keunggulan buat Barca.
Di musim berikutnya, Sociedad lagi-lagi berada dalam posisi tertinggal 0-2 berkat gol-gol yang disarangkan Xavi Hernandez dan Cesc Fabragas di 10 menit pertama. Namun, dwigol berjarak dua menit dari Imanol Agirretxe dan Antoine Griezmann di babak kedua memaksa Barca pulang hanya dengan sebiji poin.
“Bersama-sama kita akan mencatat sebuah sejarah,” tulis Ruben Pardo, penyerang La Real, di akun Facebook miliknya. “Pada hari Rabu kita punya pertemuan penting dengan takdir. Anoeta akan memenuhi takdir ini,” ucap David Zurutuza, gelandang Sociedad. “Ini laga final,” kata Diego Irfan.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar