0 atas klub lokal Persikoba Batu di Stadion Brantas, Malang. Tapi laga itu berhasil mendatangkan sekitar 10 ribu penonton dan menghasilkan dana lebih Rp50 juta.
Jumlah dana yang diperoleh dari sumbangan tiket masuk itu masih bisa bertambah. Karena panpel pertandingan kewalahan saat melakukan proses penghitungan. Ketika panpel masih dalam proses penghitungan, pertandingan hanya berjalan 30x30 menit justru sudah usai lebih dulu. ”Kemungkinan lebih dari Rp50 juta. Tapi yang jelas, semua dana langsung diserahkan ke pengungsi terdekat,” kata Media Officer Arema Cronus Sudarmaji.
Usai pertandingan, semua pemain Tim Singo Edan memang menyerahkan dana secara simbolis kepada Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko di lapangan. Setelah itu, Gustavo Lopez cs. mendampingi orang nomor satu di Batu tersebut menyerahkan dana ke pengungsi di GOR Ganesa, Batu yang jaraknya hanya lima menit dari Stadion Brantas.
Di dalam GOR, ratusan pengungsi pun sempat terkejut kedatangan para pemain Arema Cronus. Tapi mereka mengaku senang mendapat perhatian dan bantuan dari insan sepakbola Malang. Sekalipun para pengungsi mayoritas berasal dari Kediri yang dari sisi sepakbola hubungannya kurang harmonis dengan Malang.
”Saya tahu Arema lawannya Persik. Tapi saya senang tidak ada permusuhan di sini. Justu mereka bantu kami. Semoga kedepan hubungan Malang-Kediri jadi lebih baik. Karena di pengungsian sini kami banyak dibantu warga Malang dan Batu,” kata Suwarni (63), pengungsi dari Purworejo Kabupaten Kediri. (nf-3)
#banggasepakbolaindonesia Bolanews untuk Indonesia
Editor | : | Ario Yosia |
Komentar