Negeri jiran Singapura makin mengilap saja. Setelah memiliki pentas dunia, seperti F1, HSBC Women Golf yang digelar saban tahun, dan Youth Olympic Games di tahun 2010, kini negara itu menambah satu panggung dunia, WTA Championship, ajang bergengsi tenis dunia yang hanya diikuti delapan petenis putri terbaik.
Meski ajang tersebut baru akan digelar 17-26 Oktober mendatang, acara pemanasan berupa WTA Championship Kick Off yang berlangsung Selasa (27/1) di Arts & Museum Center, Singapura, sudah berjalan menarik dengan kehadiran dua bintang beda generasi.
Mantan petenis putri nomor satu dunia, Chris Evert, dan bintang muda Kanada, Eugenie Bouchard, mengawali acara dengan menggelar “meet and greet inspirational forum”. Acara itu khusus dihadiri para pelajar SMP dan SMA negeri itu, para petenis muda Singapura, mulai dari tim junior hingga anggota tim Piala Davis dan Fed.
Acara resmi WTA Championship Kick Off dihadiri Andrew Georgiou, CEO World Sports Group, dan Stacy Allaster, CEO WTA, serta Chris dan juga Eugenie, yang baru saja sukses mencapai semifinal Australia Terbuka.
Dalam kesempatan itu, Andrew menyatakan pemilihan Singapura sebagai tuan rumah WTA Championship karena melihat pertenisan Asia semakin berkembang. “Kesuksesan Li Na menjuarai Australia Terbuka tak hanya menciptakan sejarah bagi Asia dan Pasifik, tapi juga mengirimkan sinyal tentang kemajuan yang ada di Asia. Meski ia tak lagi muda, Asia tetap menjanjikan untuk berbicara di forum dunia lewat tenis,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Stacey. Sukses Li Na dan kemajuan yang dihasilkan para petenis Asia menunjukkan betapa besar potensi yang ada di wilayah ini.
“Bahkan, kami mendapat kehormatan ketika Singapura mengajukan diri dan terpilih menjadi tuan rumah WTA Championship untuk masa lima tahun. Saya sudah membayangkan kemajuan tenis dunia di wilayah ini akan bertambah besar,” katanya.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Dede Isharrudin
Editor | : | Eko Widodo |
Komentar