turut Kejuaraan Divisi Utama PSSI, hari ini berangkat ke Medan, mengawali langkah untuk mengatasi musuh abadinya, tuan rumah PSMS.
Di bawah ketua umumnya yang baru, Ateng Wahyudi, kubu Bandung, seperti juga semasa kepemimpinan Solihin GP masih tetap menyimpan "rasa dendam" akibat dua kali gagal mengulang sukses tahun 1961 untuk menjadi juara PSSI.
Masyarakat tentu masih ingat, betapa puluhan ribu suporter Bandung yang berkonvoi dengan bis-bis besar, bahkan truk-truk terbuka, membanjiri Stadion Senayan yang berkapasitas 100.000 penonton itu, tahun lalu. Mereka berbondong-bondong datang dengan poster-poster besar dan sorak-sorai gegap gempita, dan harus pulang dengan lunglai menahan pedih.
"Kita sudah kalah dua kali. Dan sekarang haras kalah lagi? Tidak. Makanya, saya tak segan-segan memasukkan pemain baru dalam tim yang saya pimpin sekarang," ujar Letkol CIN (Purn) Djunaedi Somantri, manajer tim yang juga ketua II dalam kepengurusan Persib yang baru.
Tekad "bikin perhitungan" kubu Bandung yang bakal mewarnai Kejuaraan Divisi Utama PSSI tahun ini, menurut Moh. Achwani, sekretaris I perserikatan dari kota kembang itu, merupakan modal bagi anak-anak Bandung untuk bisa meloloskan diri dari putaran pertama di Medan.
Dalam kejuaraan 1986 yang mulai berputar 28 Januari sampai 4 Februari di Medan (Wilayah Barat) dan Surabaya (Wilayah Timur) itu, Persib selain akan bertarung dengan PSMS juga menghadapi Persiraja Aceh, Persija Jakarta, PSP Padang, dan PS Bengkulu.
Perseman
Sementara itu, di Wilayah Timur yang diikuti Perseman Manokwari, Persipura Jayapura, Persebaya Surabaya, Persiba Balikpapan, PSM Ujungpandang, dan PSIS Semarang, perang urat saraf pun sudah mulai dilancarkan semua kesebelasan. Perseman, tim dari kaki gunung Umsini Irian Jaya, misalnya, bertekad untuk tetap mengandalkan permainan keras mereka, meski sudah tidak lagi ditangani pelatih Paul Cumming.
Tim Adolof Kabo cs ini juga masih mengemukakan kelebihannya dalam kejuaraan sekarang, yakni dengan bergabungnya wajah baru bekas pemain klub Galatama UMS 80 dan Perkesa 78, Yulius Woof. Kakak dua saudara kembar Markus dan Mathias Woof ini tentunya bakal membuat Perseman lebih patut diperhitungkan.
Juga Persipura, tentunya akan merupakan tim yang tampil paling segar. Hampir setengah dari pemainnya mengalami perombakan, menyisihkan muka lama dan menggantinya dengan wajah-wajah baru.
Bahkan duet pelatih lama, Hengky Heipon dan Hengky Rumere, kini diganti duet baru Festus Yom dan HB Samsi. Tampaknya, meski tim dari Jayapura ini belum teruji sampai mana kemampuannya, namun latihan gencar yang mereka lakukan selama sebulan terakhir ini menjanjikan kejutan di putaran pertama nanti.
Di grup keras Wilayah Timur ini, Persiba juga jangan dianggap sepele. Diperkuat tiga bekas pemain Galatama Makassar Utama, tim dari daerah minyak ini mampu mengangkat dirinya menjadi juara Divisi I dan menyingkirkan Persema Malang serta PSIM Yogya untuk naik ke divisi utama.
23 Pemain
Di putaran pertama ini, baik di Wilayah Barat maupun Timur, nampaknya persaingan bakal sama ketatnya. Dan meski kejuaraan ini sangat menyedot tenaga karena padat dan sekaligus panjangnya, faktor prestise daerah terlibat cukup dalam, hingga tak akan ada yang berani main santai untuk menghemat tenaga.
Meski demikian, bagi manajer tim Persib Djunaedi Somantri, soal lolos dari putaran pertama nanti tidak dianggap sebagai masalah berat. Lebih-lebih Bandung sendiri 12-20 Februari mendatang menjadi tuan rumah untuk putaran kedua.
"Target Persib untuk masuk final dan menebus kekalahan tahun lalu sudah kami tuangkan dalam program pengurus maupun program latihan pemain," ujarnya. Menurut ketua klub PSAD ini, dari 32 pemain yang digembleng di TC sejak 7 Desember, kini sudah ditetapkan 23 untuk diberangkatkan ke Medan.
Mereka adalah Sobur dan Boyke Adam (penjaga gawang); Suryamin, Sam Triawan, Ade Mulyono, dan Cornelis (belakang); Yana Rodiana, Adeng Hudaya, Yoce Ronny, Sukowiyono, Adjat Sudradjat, Dede Rosadi, Robby Darwis, Ujang Mulyana, Iwan Sunarya, Wawan Hermawan, Sardjono, dan Adjid Hermawan (tengah); serta Kosasih, Djadjang Nurdjaman, Heri Wawan Karnawan, Djafar Sidik dan Suhendar (depan).
Kurang Tajam
Menurut Achwani, ke-23 pemain tersebut memang dipilih berdasarkan penilaian setelah dilakukan uji coba berupa dua kali pertandingan segitiga, Persib-Jayakarta-Warna Agung dan Persib-PSSI Yunior-Persiba. Segitiga terakhir berlangsung di Stadion Siliwangi 18-20 Januari lalu.
Memang, dalam uji coba menghadapi PSSI Yunior, tim asuhan trio pelatih Nandar Iskandar, Indra Moh. Tohir, dan Max Timisela itu masih bisa unggul tipis l-0. Tetapi secara umum, serangan-serangan mereka masih kurang tajam. Masih banyak peluang yang gagal dimanfaatkan dan serangan balik pun masih kurang lugas.
Hal ini diakui Achwani. Tetapi ketua klub Nusaraya itu juga menilai, pembinaan fisik pemain yang dilakukan pelatih fisik Indra sudah cukup bagus.
Menurut dokter kesebelasan, Dr. Tourisz, kondisi fisik pemain Persib sudah mencapai tingkat 50 persen sebelum uji coba dan diharapkan meningkat setelah itu. "Nanti setelah mulai bertarung di Medan, fisik mereka dalam kondisi optimal," tambah Achwani.
Alhasil, keyakinan kubu Bandung untuk lolos dari putaran pertama dan mencapai final untuk menebus kegagalan tahun lalu, tampaknya tak tergoyahkan. Hanya harus diingat, tim-tim lain bukannya tak kalah hebat dalam mengukir target dan mempersiapkan kekuatan untuk meraihnya.
(Penulis: Hikmat Kusumaningrat, Mingguan BOLA Edisi No. 100, 24 Januari 1986)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar