Mengantungi legalitas dari PSSI bukan berarti Persebaya asuhan Rahmad Darmawan dalam posisi enak. Lemahnya dukungan dari suporter grass root dan membuat Tim Bajul Ijo seperti terusir di Surabaya.
Greg Nwokolo dkk. hingga saat ini tak bisa menempati Mes Eri Erianto yang diidentikkan sebagai markas Persebaya yang sesungguhnya. Para pemain serta ofisial tinggal di sejumlah rumah kontrakan Wisma Menanggal, Waru, yang lebih menjorok ke perbatasan kota Surabaya dengan Sidoarjo.
Suasana mes bisa dibilang tak ideal, karena pemain berpencar-pencar ke beberapa rumah yang dihimpit perumahan warga biasa.
Saat Harian BOLA mendatangi lokasi mes Rabu (12/2) sore para pemain Persebaya terpencar beberapa kelompok di tiga rumah yang disewa manajemen Tim Bajul Ijo sebagai mes.
Sementara tim pelatih tinggal terpisah di blok terpisah. Pelatih, Rahmad Darmawan, sendiri tinggal di apartemen yang agak berjauhan lokasinya dengan tempat tinggal personel tim lainnya.
"Ya beginilah kami mengisi hari-hari kami di sela latihan dan pertandingan," ungkap Ricardo Salampessy, stopper Persebaya.
“Tiap hari saya sempatkan mengontrol pemain selepas latihan. Saya ingin ikatan kekompakan dalam tim tetap solid,” kata Rahmad.
Para pemain mencoba menikmati situasi yang tak ideal. "Ya harus dibetah-betahin," komentar pendek bek sayap Leo Saputra.
(yos/riz)
Editor | : | Ario Yosia |
Komentar