Terlepas dari skuat muda, hasil inkonsisten itu kebetulan bertepatan dengan pergeseran peran Steven Gerrard menjadi gelandang bertahan pengatur permainan. Secara umum Gerrard bisa berperan sebagai quarterback seperti dalam permainan american football.
Namun, terlihat jelas sang kapten tak konsisten menjalankan tugas barunya itu. Hal yang sangat terlihat kurang adalah penempatan posisi dan pengambilan keputusan.
Kala melawan Stoke, di partai pertamanya sebagai deep-lying playmaker, kesalahan Gerrard melahirkan gol penyama kedudukan 2-2 yang dibuat Charlie Adam.
Ketika menghadapi Aston Villa, dirinya kepayahan dan tak bisa menjalankan tugas secara baik berkat tekanan lawan. Si Merah akhirnya bisa bermain imbang 2-2 di Anfield setelah peran Gerrard dikembalikan lebih ofensif.
Di laga kontra West Brom, pria berusia 33 tahun itu terlibat dalam proses blunder Kolo Toure, sementara saat melawan Arsenal ia menjadi penyebab penalti The Gunners.
Kondisi ini jelas menjadi peringatan yang wajib diantispasi bila Liverpool ingin menjaga posisi idealnya di peringkat empat. Gerrard harus menjaga konsistensinya karena ia bermain di posisi krusial.
Pada Rabu (12/2), performa sang kapten sebagai deep-lying playmaker kembali diuji ketika tim melawat ke Craven Cottage guna menghadapi Fulham.
BEIN SPORTS 1
Fulham vs Liverpool
Kamis 13 Februari; Pukul 03.00 WIB
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Anggun Pratama
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar