pemain yang tangguh. Bukan hanya fisik, tapi juga kokoh mentalnya. Dialah pasukan Garuda II.
Di bawah terik matahari, Sabtu minggu lalu, sebanyak 20 pemuda yang tergabung dalam Garuda II dinyatakan lulus pendidikan dasar keprajuritan di Kawah Candradimuka, Pusdikpom Cimahi. Selama dua bulan penuh, para pemuda yang sudah berkumpul selama 10 bulan di Cibubur, di gembleng di Cimahi.
Pejuang Di Lapangan
"Jadilah kalian sebagai pejuang di lapangan. Jangan cepat menyerah. Berikanlah selalu yang terbaik bagi dunia persepakbolaan nasional," kata Kolonel Rachmat, komandan Pusdik POM di akhir penutupan pendidikan.
Ungkapan ini juga dilontarkan Sigit Harjojudanto, selaku pimpinan proyek Garuda II. "Apa yang sudah kalian peroleh dalam pendidikan, hendaknya kalian amalkan dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu maka kalian akan menjadi pejuang sepakbola yang terbaik!"
Para pemain yang berkepala botak dan mengenakan seragam militer berwarna hijau, langsung menjawabnya dengan serentak. "Siap!"
Uji Coba
Setelah berguru selama setahun, mulai bulan depan para pemain Garuda II akan melakukan uji coba lokal. Padahal kualitas para pemain yang diamati BOLA sejak sebelum mengikuti pendidikan keprajuritan, sudah cukup baik. Tetapi tampaknya para pembina Garuda II tidak ingin mengulang kesalahan Garuda I.
"Benar mereka sudah cukup baik. Tapi jumlahnya masih sangat terbatas. Kami tidak ingin kesalahan di Garuda I terulang di sini. Kesenjangan antara pemain inti dengan cadangan tidak boleh ada lagi. Nah kalau waktu itu kita sudah melakukan berbagai uji coba, maka kesenjangan itu akan terjadi lagi," kata Ismet Tahir, Ketua pelaksana Garuda II.
Untuk memantapkan kemampuan Garuda, telah hadir di tengah mereka pelatih asal Cekoslowakia, Yosef Masopust bersama dua pelatih lainnya Milan Boksa (metodik) dan Charles Polleck (fisik). Sementara tiga pelatih domestik lainnya M. Solekan, Halilintar, dan Slamet Pramudji akan tetap berada dalam tim sebagai pendamping.
Olimpiade
Setelah dirasakan cukup mantap, maka para pemain Garuda II akan dikirim ke Cekoslowakia untuk mengikuti berbagai latihan lebih mendalam lagi. "Sekaligus kami pergunakan untuk uji coba internasional. Bukan hanya dengan tim Ceko saja, tapi kami juga kelak akan beruji coba dengan tim dari negara di sekitarnya," tukas Ismet.
PSSI Garuda II kelak akan diharapkan menjadi tulang punggung bagi tim nasional Indonesia ke Pra Olimpiade 1991. "Idealnya mereka semua masuk dalam tim nasional yang sama. Tapi saya kira hal itu sulit sekali terjadi. Biasa di setiap generasi semacam ini, ada saja yang jatuh di tengah jalan," kata Ismet.
Untuk itu, Garuda II tetap terbuka bagi kemungkinan penambahan pemain dari luar.
(Penulis: Mahfudin Nigara, Mingguan BOLA Edisi No. 234, 19 Agustus 1988)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar