Keputusan Clarence Seedorf membangkucadangkan Nigel de Jong diributkan media Italia. Dia berkilah Milan perlu banyak melakukan tembakan dari jarak jauh. Untuk kondisi itu, Riccardo Montolivo dan Sulley Muntari dianggap lebih cocok.
Namun, yang lebih membingungkan sebetulnya adalah keputusan Seedorf untuk terus menjadikan Daniele Bonera sebagai starter. Seedorf sendiri bilang taktiknya berisiko karena bek tengah akan sering berada dalam situasi one-on-one dengan penyerang lawan.
Bonera sama sekali bukan bek yang bagus dalam situasi satu melawan satu. Dia lambat, jelek dalam membaca pergerakan lawan, dan ceroboh. Waktu melawan Torino, dia begitu mudah dikelabui Ciro Immobile. Torino juga hampir membuat gol kedua pada menit-menit terakhir setelah Alessio Cerci bisa melewatinya.
Pada partai sebelumnya (26/1), Marco Sau bisa membuat gol untuk Cagliari setelah dia melewati Bonera. Seedorf benar ketika menyebut Milan belum sempurna menjalankan taktiknya.
Akan tetapi, jika terus bertahan dengan cara yang dilakukan Bonera, ketidaksempurnaan itu rasanya akan berlangsung lama.
“Kami bermain dengan modul yang membuat bek tengah mudah terekspos. Dua bek tengah memang akan menderita. Saya mengambil tanggung jawab untuk gol Torino,” kata Bonera kepada situs Milannews.it.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Dwi Widijatmiko
Editor | : | Eko Widodo |
Komentar