1. Tetap ada nilai positif, yaitu taktik yang ingin dijalankan pelatih pengganti Massimiliano Allegri, Clarence Seedorf, mulai kelihatan terbentuk.
Seedorf memakai modul 4-2-3-1 dengan ofensivitas tinggi yang dilakoni striker, tiga orang di belakangnya yang berfungsi melebarkan permainan, serta dua full back yang aktif ikut menyerang.
Sayangnya, mulai terbentuknya taktik itu masih diikuti realisasi risiko terbesarnya. Gaya permainan seperti itu sangat rentan terekspos serangan balik karena dua bek tengah terkadang akan langsung berhadapan dengan striker lawan. Hal itulah yang terjadi saat melawan Torino.
Lolos dari jebakan off-side, Ciro Immobile langsung berduel one-on-one dengan Daniele Bonera. Secara mudah ia melewati Bonera sebelum menceploskan bola ke gawang Christian Abbiati.
Setelah Milan dituntut menepis ketertinggalan, barulah sisi positif taktik Seedorf tampak. Di babak kedua Il Diavolo melakukan pressing begitu tinggi, berusaha merebut bola di daerah lawan. Dua full back juga menjadi sangat menyerang, bahkan rajin mengirim umpan silang.
Mereka segera menyamakan skor di awal babak lewat tembakan Adil Rami. Namun, rangkaian peluang berikutnya gagal membuahkan gol.
“Dengan bek kami ikut menekan ke depan, wajar jika tim bermain dengan risiko. Akan tetapi, hal itu adalah risiko yang terkalkulasi. Penting untuk fokus kepada hal positif, hal yang dapat kami buat bertambah bagus,” kata Seedorf di Sky Sport.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Dwi Widijatmiko
Editor | : | Eko Widodo |
Komentar