16.000 penonton.
Pertandingan dihadiri sekitar 8.000 penonton. Kita menang 7-0. Kemenangan itu benar-benar mengagetkan masyarakat Singapura,
sebab Singapore Malays, juara Community League Singapore dan Federation of Malaya, belum pernah dikalahkan sedemikian rupa.
Tidak mengherankan koran-koran Singapura memberikan ulasan yang sangat membanggakan.
Pertandingan kedua dilakukan vs Singapore "A" pada tanggal 6 Mei yang kita menangkan dengan 4-1. Susunan tim PSSI adalah:
kiper Han Siong; bek Chaeruddin, Sunar; half Yachya, Sidhi, Liong Houw; depan Darmadi, San Liong, Ing Hien, Sadera Soegiono.
Gol-gol dicetak Ing Hien (2), San Liong (1), Darmadi (1).
Pertandingan ketiga pada tanggal 9 Mei adalah melawan Combined Serviced (Tim Angkatan Bersenjata Singapura) dengan skor 0-0.
Memang berat bagi kita bermain melawan orang-orang Inggris yang tinggi-tinggi dan bermain keras. Syukurlah kita masih bisa
bertahan dan tidak sampai dikalahkan.
Pertandingan keempat dilakukan tanggal 13 Mei 1951 melawan Combined Singapore yang kita menangkan dengan skor 4-1. Kemenangan
ini oleh pers Singapura dinilai gemilang, karena belum pernah Singapura. pemegang Malay Cup ini, dikalahkan demikian rupa
oleh suatu touring team. Yang merupakan faktor yang tidak diperhitungkan lawan adalah turut sertanya Witarsa yang baru
belakangan dapat datang di Singapura karena di Tanah Air masih terus menempuh ujian sekolahnya. Rupanya half kiri lawan yang
diberi tugas mengawal kanan dalam dan center forward kita, tidak mengenal kecepatan Witarsa. Sehingga, pemain ini benar-benar
bisa merajalela. Pertandingan vs Bond Singapur ini disaksikan oleh sekitar 15.000 penonton, yang menurut Singapur Free Press
merupakan "easiest the biggest crowd for a football match this season".
Pertandingan ke lima dan terakhir tanggal 14 Mei 1951 melawan Combined Chinese. Pertandingan ini yang dilakukan satu hari
setelah pertandingan berat vs Bond Singapura berakhir dengan 1-1.
Gol tunggal kita dicetak oleh Machroem. Susunan tim kita adalah seperti waktu melawan Singapura sehari sebelumnya.
Bangga
Jika kita mengadakan resume dari hasil lima pertandingan yang telah dilakukan itu, maka tim kita memasukkan 16 gol atau rata-rata 3,2 gol per pertandingan. Kemasukan 3 gol atau rata-rata 0,6. Kita tidak pernah dikalahkan.
Hasil yang dicapai tim kita waktu itu sungguh menggembirakan dan membanggakan, mengingat berbagai kendala yang harus diatasi. Pers Singapura seperti The Sunday Times, Straits Times, Singapore Free Press, Singapore Standard, dan lain-lain memberikan reportase yang sangat membesarkan hati. Ciri dari touring team Indonesia itu, katanya, adalah kecepatannya, kemampuan menembak dari jarak jauh, permainan kombinasi yang mengagumkan.
Dalam penghargaan Konsul Jenderal kita di Singapura Mr Mohamad Razif, di samping mutu dan sikap sportif yang sangat baik, dikatakan bahwa "hal yang sangat memberi kesan baik pula kepada kami yakni hubungan yang harmonis sekali antara para official dengan pemain-pemain, di dalam maupun di luar lapangan hijau".
Dengan publikasi koran-koran berbahasa Inggris yang sangat gencar dan memuji itu, tim Indonesia mulai dikenal dan tidak disiapa-siapakan lagi sewaktu tahun berikutnya mengadakan tur ke Hongkong.
Saya menulis tentang pengalaman 38 tahun lalu itu bukan semata-mata karena nostalgia HUT ke-59 tanggal 19 April 1989, melainkan karena harapan dapat menggugah pemain-pemain kita sekarang. Semoga dapat menimbulkan kesadaran betapa besarnya pelayanan yang diberikan PSSI, masyarakat, dan pemerintah kepada pembinaan mereka itu. Baik budi yang patut dibalas dengan berlatih dan bertanding habis-habisan.
(Penulis: Kosasih Purwanegara, Ketua Umum PSSI 1967-1975; Judul Asli: Dengan PSSI Ke Luar Negeri 38 Tahun Yang Lalu; dimuat
di Mingguan BOLA Edisi No. 270, Minggu Kelima April 1989)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar