Bonus besar yang diberikan pemerintah provinsi Hubei di Cina, tempat asal Li Na, membuat banyak elemen masyarakat di negeri itu murka. Bonus diberikan menyusul prestasi Li menjadi juara Australia Terbuka, Sabtu (25/1).
Pemerintah setempat memberi Li bonus sebesar 800 ribu yuan atau sekitar 1,6 miliar rupiah atas suksesnya di Melbourne. Cek simbolis berukuran raksasa diberikan oleh gubernur Hubei, Wang Guongshei, Rabu (29/1), sesaat setelah pemain nomor tiga dunia itu mendarat dari Melbourne. Padahal sebagai juara di Australia, pemain berusia 32 tahun itu sudah mengantongi hadiah sekitar 30 miliar rupiah.
Para pengguna internet di negeri Tirai Bambu itu menilai pemberian bonus itu hanyalah membuang-buang uang yang sudah dikumpulkan dari pajak. Uang tersebut lebih baik disumbangkan kepada orang-orang kurang mampu dan membutuhkan pertolongan.
"Pemerintah dan partai harus berhenti memakai uang seenak mereka. Uang itu berasal dari para pembayar pajak dan harus digunakan untuk mereka yang membutuhkan, bukan untuk membangun citra politik," tulis salah seorang pengguna akun Sina-Weibo.
Kantor berita Xinhua juga menggambarkan acara pemberian bonus secara pamer itu sebagai "memalukan" dan "memuja uang". Sementara menurut Xiao Huanyu, seorang profesor di Shanghai, pemerintah tak boleh memanfaatkan keberhasilan di olah raga sebagai alat politik.
Editor | : |
Komentar