Barcelona dikenal atau lebih tepatnya selalu mengklaim diri mereka sebagai klub yang transparan. Segala bentuk pengeluaran yang tertuang dalam pembukuan klub terpampang di situs resmi Blaugrana. Karena itu, dengan penjabaran aliran kas klub yang sedemikian detail, bisa dimaklumi bila Barca tak pernah kesulitan mendatangkan kucuran dana dari pihak sponsor.
Sejak di era kepemimpinan Joan Laporta, hingga digantikan oleh Sandro Rosell, praktis tak pernah ada masalah besar yang mengaitkan Barca dengan penyelewengan dana. Selain karena faktor transparansi di atas tadi, fakta bahwa pemilik Barca adalah para anggotanya sendiri, membuat transaksi janggal dipertanyakan di sana-sini. Termasuk soal transfer Neymar dengan beberapa versi nilai pembelian, yakni 57, 70, dan 95 juta euro.
Jumlah di luar 57 juta euro ini diduga datang dari berbagai klausul bawaan.
Dimulai dari 4 juta euro untuk ayah Neymar sebagai orang yang mencarikan sponsor perusahaan lokal buat Barca; 2,5 juta euro sebagai donasi atas nama Neymar untuk membantu anak-anak miskin di Sao Paulo; 2 juta euro untuk ayah Neymar sebagai upah mencari pemain potensial di Brasil; 2,6 juta euro sebagai komisi; 7,9 juta euro sebagai upah untuk membeli hak atas tiga pemain muda Santos; 9 juta euro untuk dua laga uji coba (hanya akan dibayarkan jika Barca tak melakoni laga uji coba ini); dan 10 juta euro sebagai panjer pembelian Neymar.
Jika ditotal, jumlahnya persis mencapai 95 juta euro sehingga menjadikan Neymar pemain termahal sepanjang sejarah Barcelona.
Bisa dibayangkan bagaimana reaksi yang timbul di benak para anggota Barca saat mendengar harga asli Neymar adalah 95 juta euro? Bahkan saat mendapati adanya kejanggalan dalam angka 57 juta euro saja (Barca dikabarkan hanya membayar 17 juta euro kepada Santos), para anggota sudah menuntut pertanggungjawaban Rosell.
Sumber: BOLA Harian, Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Editor | : | Eko Widodo |
Komentar