Sejarah mencatat silih berganti pesepak bola Indonesia mencoba peruntungan di luar negeri. Ada yang mengecap madu kesuksesan, ada pula yang gagal beradaptasi dan tampil memukau untuk kemudian kembali menjalani karier di Tanah Air.
Era 1970-an
Risdianto, Abdul Kadir, Jeffry Pranata, Surya Lesmana, dan Hartono
Klub: Mackinons (Hong Kong)
Tahun: 1974-1975
Lima nama ini tercatat sebagai pemain Indonesia pertama yang dikontrak klub luar negeri. Era 70-an, agenda pertandingan yang dijalani timnas cukup banyak sehingga membuat banyak klub Asia tertarik mengimpor pemain Indonesia. Lima pemain timnas tersebut akhirnya diboyong ke Liga Hong Kong meski tidak bersamaan.
Mereka berlabuh di klub Mackinons. Dulu, proses transfer mereka tidak terlalu ribet. Hanya melalui broker pemain, mereka dihubungkan dengan klub tersebut. Alasan finansial menjadi motivasi mereka hijrah ke Hong Kong. “Nominal gaji yang kami dapat di sana 10 kali lipat dari Indonesia,” ujar Risdianto, runner-up skorer top Liga Hong Kong.
Sayang kelima pemain tersebut tidak lama di sana. Dengan alasan kangen dengan Indonesia dan ingin fokus ke timnas mereka mudik setelah mentas di satu musim kompetisi.
Iswadi Idris
Klub: Western Suburb (Australia)
Tahun: 1974-1975
Pada tahun yang sama di medio 70-an, legenda Persija Jakarta, Iswadi Idris, juga dibidik klub luar. Tepatnya di klub Western Suburb Australia selama satu musim.
Transfer pemain yang populer dengan kecepatan dan dribbling cantik itu juga tanpa melewati proses layaknya pemain pro. Sebab, saat itu ia terdaftar sebagai pegawai Marconi, perusahaan yang menyokong klub tersebut.
Hal ini merupakan bagian strategi Kosasih Purwanegara, Ketua Umum PSSI saat itu, yang jeli melihat aturan IOC (Komite Olimpiade Internasional).
"IOC melarang pemain pro berlaga di Olimpiade, makanya status saya diusahakan tetap sebagai pemain amatir agar bisa bermain di Kualifikasi Olimpiade. Cara itu ampuh. Ketika Malaysia memprotes Iswadi di Kualifikasi Olimpiade, dengan mudah tim kita mementahkannya," ujar Iswadi.
Bukti-bukti menunjukkan Iswadi pemain amatir. Hanya, karier Iswadi di Australia hanya bertahan satu musim saja. Ia kesulitan beradaptasi dengan budaya Negeri Kanguru.
(Artikel ini direproduksi dari Mingguan BOLA edisi 2.524. Penulis: Ario Yosia, Wiwig Prayugi.)
Editor | : |
Komentar