Direktur Eksekutif gerakan antirasisme Football Against Racism in Europe (FARE), Piara Powar, meminta Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menghukum striker West Brom, Nicolas Anelka.
Nama Anelka mendadak menghiasi headline di berbagai media olah raga seantero Benua Biru setelah melakukan perayaan gol dengan gerakan "quenelle" ketika West Brom bermain imbang 3-3 kontra West Ham United pada akhir pekan lalu.
Selebrasi itu memunculkan kontroversi. Bagi sebagian orang, "quenelle' diartikan sebagai salam Nazi dalam bentuk terbalik. Oleh karena itu, Anelka dianggap antisemit dan terancam mendapat sanksi FA.
Anelka mencoba membela diri. Ia membantah dirinya rasis atau menyebarkan kampanye antiyahudi dan menyakini salam 'quenelle' yang dipopulerkan oleh komedian Prancis sekaligus temannya, Dieudonne M'Bala M'Bala, itu sebagai simbol antikemapanan.
Akan tetapi, Piara Powar tetap menganggap perbuatan striker berusia 34 tahun itu salah dan meminta FA segera mengambil tindakan tegas. Meski demikian, ia mengakui gestur Anelka tak seburuk kasus rasisme yang menyeret Luis Suarez dan John Terry.
"FA memiliki peraturan terkait pemain yang melakukan tindakan rasisme. Anelka jelas harus dihukum," kata Powar seperti dilansir Mirror.
"Gestur yang dilakukan Anelka sangat merusak. Namun dalam pandangan saya perbuatan Anelka tak sama seperti pelecehan rasial yang dilakukan Luis Suarez dan John Terry karena konteks dan niatan mereka berbeda," ujar Powar.
Editor | : | Oka Akhsan M. |
Komentar