Pergelaran penyisihan Zona Jawa 3 Inter Island Cup 2014 menyisakan masalah cukup krusial. Faktor lampu penerangan Stadion Brawijaya yang kurang memadai sempat jadi perdebatan hingga keputusan wasit yang merugikan peserta. Kondisi lapangan yang tergenang air juga memunculkan protes.
Insiden debat kusir terjadi saat partai Persik kontra Gresik United (GU). Ketika itu, tendangan bebas GU yang dieksekusi Shohei Matsunaga jadi polemik. Bola yang menyusur tanah beberapa centimeter dari kanan gawang Persik dan memantul a-board masuk ke gawang.
Asisten wasit menyatakan gol, sementara wasit Muslimin (Makasar) tak menunjuk titik tengah lapangan. Pemain GU bersorak, tapi Kusnul Yuli dkk. protes ke asisten wasit. Pertandingan sempat terhenti selama sepuluh menit. Akhirnya wasit memutuskan bola memang tak masuk gawang.
“Ada dua hal penyebabnya. Pertama lampu memang kurang terang, sehingga pandangan asisten wasit tak jelas. Kedua, si asisten memang tak konsentrasi saat tendangan dimulai. Stadion Brawijaya memang harus segera memperbaiki lampunya bila tak ingin diusir PT LI main di luar kandang saat LSI nanti,” kata Purwanto, anggota tim evaluasi wasit LSI.
Kinerja wasit juga masih jadi sorotan. Kubu Persiba Bantul mengeluhkan keputusan Muslimin (Makasar) saat mengganjar kartu merah pemainnya pada laga kontra Persik. Termasuk gol pertama Persik yang dianggap Dicky Firasat melakukan pelanggaran saat menyundul bola yang akhirnya jadi gol.
“Saya tak setuju dengan kartu merah itu. Karena pemain Persik masuk lebih dulu ketika insiden itu. Gol pertama Persik juga diawali pelanggaran, tapi tak disemprit wasit. Level turnamen saja seperti ini, bagaimana nanti saat LSI nanti,” keluh Sajuri Syahid, pelatih Persiba.
Kebiasaan suporter kita yang menyalakan flare harus dihilangkan. Pertandingan di Stadion Kanjuruhan dan Brawijaya sempat harus dihentikan wasit selama sepuluh menit karena asap flare masuk ke lapangan. Sehingga ini mengganggu jalannya pertandingan.
“Aturan FIFA memang flare dilarang dinyalakan dalam stadion. Asap bisa mengganggu pandangan pemain dan wasit. Jika pertandingan tetap berjalan, ini membahayakan pemain dan timbul polemik bila keputusan wasit terkendala asap. Panpel harus lebih ketat dan serius menseleksi penonton,” kata Purwanto.
Editor | : | Gatot Susetyo |
Komentar